Rabu, 08 Oktober 2014
Cinta itu tak memandang harta, tak memandang kekayaan, tak memandang status ataupun tak memandang martabat... karena cinta itu berasal dari hati yang paling dalam yang memberikan ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan kasih dan cinta kepada seseorang..... Cinta tulus itu pasti datangnya dari hati bukan dari mulut ataupun mata karena hati lah yang paling sensif dari segala hal.
Senin, 01 September 2014
Selasa, 08 April 2014
Tuhan, Lepaskan Aku Dari Penyakit Ini
TUHAN, LEPASKAN AKU DARI PENYAKIT INI
Di suatu sore yang ceria ada seorang
anak perempuan sedang menikmati indahnya taman kota, dia duduk di salah satu
bangku taman yang terletak dekat dari air mancur yang terdapat di taman
tersebut. Tidak biasanya dia duduk sendiri di taman kota biasanya dia di temani
oleh seorang sahabat yang selalu ada untuknya sejak mereka duduk di bangku SD
tapi entah kenapa pada sore hari ini gadis ini hanya sendiri menikmati indahnya
taman kota, tiba-tiba ada seseorang yang mengangetkan dia “Kok sendirian” kata
gadis yang mengangetkan dia “Kamu dari mana aja Dinda” kata gadis yang dari
tadi duduk di bangku taman dan ternyata yang mengangetkan dia tadi adalah
Dinda, sahabatnya dari kecil “Maaf, aku telat Angel” kata Dinda merasa
bersalah. Dari sejak jam 3 siang Angel menunggu Dinda karena mereka berdua
janjian ingin menikmati indahnya taman kota saat sore tapi sayangnya Dinda
telat datang, “Kamu tau gak aku udah nunggu di sini 2 jam lebih” kata Angel
kesal “Maaf tadi aku bantu mama dulu soalnya mama punya banyak kerjaan dan
kasihan kalau aku gak bantuin dia” kata Dinda sambil menunduk tak ingin melihat
wajah Angel yang sedang marah “Kalau begitu hubungi aku kalau kamu telat
datangnya biar aku gak nunggu lama kayak tadi” kata Angel dengan nada tinggi
dam sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Dinda sendiri duduk di bangku taman
“Ini salahku, mengapa aku memank tadi tak menghubungi Angel” kata Dinda dengan
nada menyesal. Tak lama tiba – tiba ada orang yang menyodorkan es krim coklat
di hadapan Dinda, Dindapun menegok ke atas untuk melihat orangnya dan ternyata
itu Angel “Angel” kata Dinda kaget “Iya, emang salah gitu aku kasih kamu es
krim ?” kata Angel “Emang kamu gak marah sama aku” kata Dinda bingung “Aduh,,
ambil dulu nih es krim baru aku ceritakan soalnya tanganku kedinginan” kata
Angel kesel “Iya, maaf” kata Dinda menunjukkan senyumnya “Gini, sebenarnya aku
gak marah sama kamu, buat apa juga aku marah dengan sahabatku yang satu ini”
kata Angel sambil merangkul sahabatnya “Aku kira kamu marah sama aku” kata
Dinda sambil mensantap es krimnya “Buat apa aku marah, hanya karena kamu telat,
kan itu udah kebiasaan kamu” kata Angel tersenyum kepada Dinda “Iya, maaf dan
makasih ya” kata Dinda “Iya, sama-sama” kata Angel sambil menatap sahabatnya.
Waktu sudah menunjukkan 19.00 WIB dan sekarang waktunya mereka kembali ke rumah
masing – masing, Angel pulang dengan di jemput oleh sopir pribadinya dan begitu
pula dengan Dinda, sekarang mereka duduk di bangku SMP kelas 9, mereka
bersekolah di SMP 01 Jakarta Timur. Sesampai di rumah Angel tak mendapatkan
siapa – siapa di rumah, rumah tampak sepi dan dia hanya menemukan Bi Sum di
dapur yang sedang mempersiapkan makan malam “Bi, mama dan papa mana ?” tanya
Angel kepada Bi Sum “Belum pulang non” kata Bi Sum kepada Angel, Angel hanya
menanggapi jawaban Bi Sum dengan anggukan “Kalau begitu aku naik ke kamar dulu
Bi” kata Angel sambil berlalu meninggalkan Bi Sum, Angel menaiki anak tangga
satu persatu dengan lemas dan lelah sampai akhirnya dia sampai di depan
kamarnya dan membuka pintu kamar, di dalam kamar Angel langsung melentangkan
dirinya di atas kasur yang mengitu nyaman baginya sambil menatap langit –
langit kamarnya, tiba – tiba telpon yang berada di meja kecil dengan ranjangnya
bergetar menandakan ada pesan masuk dan entah dari siapa, dengan malas Angel
membuka pesan tersebut dan membaca isi dari pesan itu dan ternyata pesan
tersebut dari mamanya yang mengatakan bahwa dia tidak pulang malam ini di
sebabkan ada kerjaan kantor yang menyebabkan dia harus lembur. Angel menatap
jam dinding yang berada di kamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 dengan
segera Angel memasuki kamar mandi, siapa tau dengan dia menyegarkan tubuhnya
otaknya dan pikirannya ikut segar, beberapa menit Angel keluar dari kamar mandi
dan duduk di meja belajarnya yang terletak dekat dengan jendela kamarny. Angel
menatap keluar jendela, suasana di luar begitu cerah, langit malam di penuhi
dengan bintang – bintang dan sebuah bulan yang berbentuk sabit. Sesekali Angel
mengotak-atik Hpnya yang berisi penuh dengan fotonya bersama sahabatnya dan
keluarganya, Angel memperbesar salah satu foto yang berada di layar Hpnya yaitu
foto antara dia, mama dan papanya, tiba – tiba sebuah tetesan air mengalir di
pipinya yang berasal dari pelupuk matanya, Angel menangis ketika mengingat di mana
saat dia bisa berkumpul dengan kedua orang tuanya tapi pada saat ini dia tidak
bisa berkumpul dengan orang tuanya karena saat ini keduanya lebih sibuk dengan
kerjaannya dan melupakan sosok anak yang selama ini menunggunya untuk kembali
berkumpul dengannya tapi semua itu sudah luntur, semenjak saat kedua orang
tuanya lebih sibuk dengan pekerjaannya Angel lebih sering menghabisi waktunya
di kamar atau tidak di taman kota bersama sahabat yang setia selalu ada
untuknya di banding dengan orang tuanya yang lebih mementingkan pekerjaannya
daripada sosok anaknya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB ini saatnya
orang – orang untuk beristirahat tapi tidak untuk Angel, gadis ini masih duduk
terpaku di meja belajarnya dengan kegiatan yang masih sama dia lakukan sejak
tadi, tak henti – hentinya gadis ini menatap layar Hpnya yang penuh dengan
kenangan yang Angel harapkan dapat terulang lagi di masa ini tapi jika di lihat
kondisinya kenangan itu tak dapat lagi terulang, Angel berharap dia bisa
memutar waktu dan dapat berkumpul dengan kedua orang tuanya seperti dulu. Waktu
terus berjalan dan sekarang sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB tapi Angel tetap
belum berpindah kegiatan, gadis ini tak sekalipun dia meninggalkan tempatnya
meski matanya ingin sekali beristirahat sejenak untuk menghilangkan semua
pikirannya tapi Angel masih bersih keras untuk tetap menatap layar Hpnya.
Angel terbangun karena cahaya
matahari masuk di kamarnya melalui celah gorden, tadi malam Angel tertidur
ketika dia sedang memandang kenangan dulunya bersama kedua orang tuanya, Jam
dinding di kamar Angel sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB, dengan langkah yang
kurang semangat Angel melangkah memasuki kamar mandi dan siap – siap berangkat
ke sekolah. Setelah beberapa menit gadis ini berdanda dengan begitu angunnya
menatap dirinya di depan cermin dan siap memulai hari ini dengan senyum, Angel
turun dari atas menuju ke lantai bawah dan menyapa Bi Sum “Selamat Pagi Bi”
kata Angel dengan riang, Bi Sum hanya menjawab dengan tersenyum, Angel keluar
dan bersiap masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju ke sekolah, selama
perjalanan Angel hanya asik mendengar musik melalu hedset yang dia kenakan di
kedua telinganya sampai akhirnya dia sampai di depan pintu gerbang sekolahnya,
dengan asiknya gadis ini jalan menelusuri koridor yang sudah mulai ramai dengan
hedset yang masih setia terpasang di kedua telinga gadis cantik ini, saking
asiknya tidak sengaja Angel menambrak seorang cowo “Maaf, saya tidak sengaja”
kata Angel meminta maaf kepada cowo yang berada di depanya “Tidak papa, saya
baik – baik saja” kata Cowo tersebut “Kamu baik – baik saja” kata Angel kembali
meminta maaf kepada cowo tersebut “Iya” kata cowo tersebut dengan singat dan
tersenyum kepad Angel “Kalau begitu aku duluan ya” kata Angel berlalu dari
hadapan cowo tersebut, setelah beberapa langkah meninggalkan cowo tersebut
Angel kembali memasang hedset yang sempat terlepas dari kedua telinganya, tepat
bel masuk berdering dengan nyaring ketika Angel menapakan kakinya di ambang
pintu kelas, Angel melepas hetsed yang tadi terkena dan melangkah menuju
bangkunya yang berada di samping bangku Dinda dan terlihat dari ambang pintu
bahwa pemilik bangku tersebut sedang menunggu Angel. “Hy Angel” kata Dinda
menyapa Angel, Angel hanya tersenyum dan langsung duduk di bangkunya. Sambil
menunggu guru datang seperti biasa Angel memasang hetsed sambil menggambar
desain – desain baju, semenjak kelas 6 SD Angel mulai menyukai menggambar
desain – desain baju dan gadis ini bercita – cita menjadi Desayner. Terdengar
suara langkah kaki dan sepertinya itu suara langkah seorang guru yang sedang
menuju kelas Angel tapi langkah yang terdengar bukan seperti langkah seorang
saja tapi seperti langkah 2 atau 3 orang,
ketika di ambang pintu terlihat seorang guru dengan badan yang cukup
berisi berdiri di ambang pintu dengan beberapa tumpukan buku yang sedang dia
genggam, mungkin buku – buku itu yang akan dia pelajari sebentar. Ketika guru
itu masuk ke dalam kelas ada seorang cowo mengekor di belakangnya, “Selamat
pagi anak – anak” kata guru yang berada di depan kelas “Pagi bu” kata siswa
siswi yang berada di kelas “Pada hari ini kita kedatangan seorang murid baru,
perkenalkan namamu nak” kata guru tersebut “Perkenalkan nama saya Rangga, saya
berasal dari Surabaya” kata cowo yang bernama Rangga itu memperkenalkan dirinya
kepada seisi kelas “Kalau begitu kamu boleh duduk di bangku kosong” kata
seorang guru tersebut mempersilahkan Rangga untuk duduk, Rangga melangkah
menuju bangku yang terlihat kosong, “Baik anak – anak sekarang kita mulai
pelajaran” kata guru tersebut sambil membolak – balik lembaran buku yang sedang
dia pegang. Beberapa saat kemudian bel tanda istirahat tersengar nyaring itu
membuat seluruh siswa seisi sekolah berteriak dengan girang “Anak – anak sampai
di sini dulu pelajaran, nanti lain waktu kita lanjut” kata Guru itu sambil
merapikan buku – bukunya dan berlalu dari dalam kelas, “Akhirnya selesai juga
pelajaran biologi” kata Dinda dan ternyata tadi adalah pelajaran Biologi,
pelajaran yang membosankan bagi murid di kelas Angel “Iya, ini yang dari tadi
aku tunggu soalnya bosan dengan pelajaran biologi” kata Angel sambil merapikan
bukunya “Kamu sudah selesai rapikan buku kamu” kata Dinda bangkit dari
bangkunya “Sedikit lagi, kamu duluan aja ke kantin” kata Angel sambil
memasukkan buku – buku di dalam tasnya “Ok, aku tunggu di kantin ya” kata Dinda
berlalu dari hadapan Angel, Tak lama Dinda meninggalkan Angel, Angel bangkit
dari bangkunya dan pergi menyusul Dinda tapi tak lupa hetsed terpasang di kedua
telinga gadis ini.
Bel terdengar begitu indah
menandakan saatnya seluruh siswa siswi kembali ke rumah masing – masing.
“Sampai di sini dulu pelajaran kita anak – anak, nanti lain waktu kita lanjut”
kata guru dengan postur tubuh yang sangat ideal “Iya bu” kata anak – anak,
setelah guru keluar dari kelas bersamaan pula siswa siswi berhamburan keluar
kelas, seperti biasa Angel memasang hetsed ke kedua telinga mungilnya itu,
dengan asiknya Angel mendengarkan lagu tanpa dia sadari dia menabrak seorang
cowo yang juga sedang asik membaca buku “Maaf saya tidak sengaja” kata Angel
sambil melepaskan kedua hetsed dari telinganya “Tidak papa, bukan kamu yang
salah tapi aku yang salah” kata cowo itu sambil mengambil buku yang jatuh di
lantai “Rangga” kata Angel ketika mengetahui bahwa orang yang dia tabrak adalah
murid baru di kelasnya, siapa lagi kalau bukan Rangga “Kamu yang duduk di
samping kanan aku kan” kata Rangga untuk menyakinkan “Iya, kenalin aku Angel”
kata Angel memperkenalkan dirinya “Iya, aku Rangga, senang berkenalan denganmu”
kata Rangga sambil tersenyum kepada Angel “Maaf tadi aku tidak sengaja” kata
Angel kembali meminta maaf “Tidak papa, oh iya aku duluan ya” kata Rangga
terburu – buru meninggalkan Angel, “Hei” kata Dinda mengagetkan Angel dari
belakang “Kamu bukan kaget aja” kata Angel sambil memegang dadanya “Maaf” kata
Dinda sambil tersenyum “Iya” kata Angel kembali memasang hetsed di kedua
telinganya “Itu tadi siapa, sepeti aku kenal” kata Dinda penasaran “Oh itu tadi
Rangga, anak baru di kelas kita” kata Angel “Ohh, dia ganteng juga ya” kata
Dinda senyum – senyum tidak jelas “Iihh... siapa yang bilang dia ganteng” kata
Angel sambil mengerutkan dahinya “Aku tadi yang bilang” kata Dinda sambil
menunjuk dirinya “Dia ganteng dari mana ?” kata Angel sambil memperlihatkan
wajah bingungnya “Aduh Angel, masa sih kamu tidak lihat kegantengan dia” kata
Dinda “Enggak” kata Angel dengan singkat “iihh... awas ya kalau kamu sampai
naksir dengan dia” kata Dinda geram “I up to you” kata Angel sambil berlalu
dari hadapan Dinda, “Iiihh... Angel kebiasaan ninggalin aku” kata Dinda
berjalan mendekati Angel. Cuaca saat ini tak seperti biasanya, hujan memenuhi
perjalanan Angel pulang ke rumah, dengan malasnya selama perjalanan pulang
Angel hanya dengan asik mendengarkan lagu lewat hetsed, bersamaan dengan sampainya
Angel di rumah begitu pula dengan sampainya kedua orang tuanya, “Angel sayang,
baru pulang ya nak” kata Mama sambil membelai rambut anak gadisnya “Aku kira
mama sudah lupa kalau mama punya anak di rumah” kata Angel dengan cuek “Masa
mama lupa dengan kamu nak” kata Mama “Soalnya mama hanya memperhatikan kerjaan
mama dan sudah lupa dengan Angel, ma” kata Angel berlari masuk rumah dan menuju
kamarnya “Sayang, dengarkan penjelasan mama” kata Mama yang tak di respon oleh
anak gadisnya “Sabar ma” kata Papa menenangkan istrinya. “Aku benci mama, aku
benci papa, aku benci semua” kata Angel melempar bonekanya ke foto yang
terpanpang di dinding kamarnya dan menyebabkan foto tersebut jatuh dan pecahan
belingnya berhamburan dimana – mana, “Mama lebih milih kerjaan daripada aku,
begitu pula dengan papa” kata Angel memukul – mukul bantal yang ada di
hadapannya, Tiba – tiba HP milik Angel bergetar menandakan ada pesan masuk dan
itu dari Dinda yang berisi ingin mengajak Angel menikmati indahnya taman kota
di sore hari.
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30
dan Angel baru siap – siap untuk berangkat menuju taman kota, kali ini dia tak
ingin menunggu lama maka sebabnya dia datang agak telat. Ketika menuruni anak
tangga Angel melihat mamanya keluar dari kamarnya, tanpa Angel perdulikan gadis
ini tetap saja berjalan tanpa memperhatikan mamanya “Sayang, kamau mau kemana
rapi banget ?” kata mama ketika melihat ank gadisnya hendak membuka pintu luar
“Aku kira mam tidak perduli dengan aku” kata Angel cuek “Mama perduli sama kamu
sayang” kata Mama memegang tangan anaknya “Siapa bilang mama peduli sama aku,
kalau mama peduli pasti mama luangkan waktu mama untuk aku dan tinggalkan
pekerjaan tapi apa ma, mama lebih mentingi pekerjaan daripada anak mama sendiri
yang selalu menunggu mama untuk kembali berkumpul kayak dulu ma” kata Angel
dengan tegas “Tapi mama bekerja untuk kamu sayang” kata Mama yang setia
memegang tangan anaknya “Aku capek dengar kata – kata mama yang selalu bilang
mama bekerja untuk aku” kata Angel sambil menepis tangan mamanya dan berlalu
dari hadapan mamanya, “Pak, kita pergi ke tempat biasa” kata Angel sambil
membuka pintu mobil dan berangkat menuju taman kota, selama perjalanan Angel
hanya menatap di luar jendela dengan penuh kesal kepada mamanya yang lebih mentingi
pekerjaannya. “Non, sudah sampai” kata Pak supir yang mengantar Angel, Angel
terkaget dari lamungannya ketika mendengar suara tersebut, “Oh iya pak, makasih
pak” kata Angel beranjak keluar mobil, Angel berharap dia tak lama menunggu
karena dia malas haru menunggu sendiri di taman kota dan ternyata tebakannya
salah, Dinda sudah duduk dengan santai di bangku dimana mereka sering menikmati
indahnya sore hari di taman kota, “Maaf aku telat” kata Angel langsung duduk di
sebelah Dinda “Barusan banget kamu telat” kata Dinda mencoba menggoda dan
menghilangkan mood Angel yang terlihat dari wajahnya “Aku malas bercanda Din”
kata Angel cuek “Oh iya, sepertinya tidak dech” kata Dinda mencoba menggoda
“Dinda, aku malas bercanda” kata Angel kesal “Kalau malas ya rajinin aja, kok
susah banget” kata Dinda “Ahh... aku malas Din” kata Angel beranjak dari bangku
yang mereka duduki “Ets... jangan pergi donk” kata Dinda menarik tangan Angel
“Kalau punya masalah cerita, jangan di pendam” kata Dinda mencoba membujuk
sahabatnya, Angel tak merespon dia menepis dengan lembut tangan Dinda dan pergi
meninggalkan Dinda sendiri di bangku taman “Tuh... kebiasaan ninggalin
sahabatnya” kata Dinda kesal. Angel berjalan meninggalkan taman kota tanpa
mengetahui kearah mana dia harus pergi, gadis ini hanya mengikuti langkah
kakinya kemana akan dia di bawa. Kali ini gadis yang satu ini menabrak lagi
seorang cowo, “Angel” kata Rangga kaget “Rangga, kok kamu ada di sini ?” kata
Angel heran “Aku lagi jalan – jalan sore, ingin coba nikmati sore hari di
jakarta” kata Rangga menjelaskan “Oh” kata Angel singkat “Kalau kamu sendiri
ngapain di sini” kata Rangga kembali bertanya “Aku pusing mau kemana” kata
Angel bingung “Kamu kenapa ? Ada masalah ? kalau ada kamu boleh cerita, aku
siap dengerin” kata Rangga mencoba menawarkan “Tidak usah” kata Angel berlalu
dari hadapan Rangga “Kamu jangan begitu” kata Rangga mencoba mencegah Angel,
Angel menatap tangan yang menggenggam tangannya saat ini sedangkan Rangga
menatap Angel dalam – dalam, saat ini tatapan mereka bertemu dalam satu titik,
mereka sedang mencari – cari arti apa yang sedang mereka rasakan, sedangkan
Dinda sedang mecari – cari di mana perginya Angel dan ketika di melihat di
depan sebuah cafe terdapat dua orang yang berlawanan jenis sedang bermesraan
dan kemungkinan Dinda mengenali mereka, Dinda mencoba lebih dekat untuk melihat
siapa dua orang yang berada di sebrang dan ternyata Angel bersama dengan
Rangga, entah perasaan apa yang saat ini Dinda rasakan ketika melihat keduanya
berpegangan tangan, seorang sahabat mendekati cowo yang mulai Dinda jatuh cinta
padanya tapi bagi Dinda itu tak salah tapi itu salah ketika Dinda mengingat
dimana Angel mengakui bahwa Rangga tak ganteng dan dia sendiri mengatakan bahwa
dia tak akan pernah jatuh cinta pada Rangga tapi kenyataan berbeda, Angel
mengingkari perkataanya sendiri, itu yang membuat Dinda terasa sakit tapi Dinda
sadar bahwa pasti ada alasan mengapa kejadian ini terjadi, Dinda pun bertekad
hendak menghampiri mereka berdua “Hmm” kata Dinda mengagetkan mereka berdua
“Maaf” kata Rangga melepaskan genggamannya dari tangan Angel “Iya, tidak papa”
kata Angel tertunduk “Aku cari kamu kemana – mana ternyata kamu ada di sini
Angel” kata Dinda “Hmm... Aku duluan ya, soalnya sudah mau malam” kata Angel
tapi langkah Angel kembali terhenti akibat genggaman itu kembali “Biar aku
antar” kata Rangga mencoba menawarkan “Tidak usah” kata Angel menolak dengan
lembut, entah perasaan apa yang saat ini Dinda rasakan ketika melihat tangan
Rangga menggenggam tangan Angel, apa benar Dinda jatuh cinta pada pandang
pertama kepada Rangga “Maaf Rangga, aku harus pulang” kata Angel mengingatkan
“Biar aku antar” kata Rangga kembali mencoba menawarkan “Tidak usah aku sudah
di jemput” kata Angel menepis lembut tangan Rangga dan meninggalkan mereka
berdua, “Hmm... aku duluan ya Din” kata Rangga berlalu dari hadapan Dinda meski
belum di respon oleh Dinda “Mengapa sikapmu berbeda antara kau perlakukan aku
dan Angel ?” kata Dinda bertanya – tanya pada dirinya dan tanda di ketahui
tetesan air sudah membasahi pipi manis Dinda. Selama perjalanan Rangga bertanya
– tanya pada dirinya “Apa maksud dari semua yang aku rasakan pada Angel ?”
tanya Rangga pada dirinya “Apa benar aku jatuh cinta padanya ?” kata Rangga
tampak bingung “Tapi memang Angel cantik, imut, baik, cuek” kata Rangga menilai
Angel “Semua sikap Angel hampir sepenuhnya sikap cewe yang aku harapkan” Kata
Rangga tampak senyum – senyum sendiri, di sisi lain Angel pun sama dengan
Rangga sedang bertanya – tanya pada dirinya “Tadi apa yang aku rasakan ?” kata
Angel “Apa itu cinta ?” kata Angel penuh tanda tanya sampai gadis ini tak
menyadari bahwa dia sudah memasuki halaman rumahnya “Non sudah sampai” kata Pak
supir “Oh iya pak” kata Angel membuka pintu mobil dengan nada lemas, Angel
memasuki rumah dengan langkah yang begitu lemah dan lemas, gadis ini menaiki
tangga dengan lemas tanpa gairah. Angel memasuki kamar dan mehempaskan dirinya
di atas kasur dan memasuki alam bawah sadarnya. Sedangkan gadis yang satu ini
lebih memilih menikmati angin malam di teras kamarnya dan juga bertanya pada
dirinya yang entah akan terjawab atau tidak, “Apa tadi aku cemburu pada Angel
?” kata Dinda bingung “Tapi Angel sahabatku” kata Dinda dan masih banyak
pertanyaan yang di tanyakan Dinda yang entah akan terjawab dan jika ternjawab
akan di jawab oleh siapa, “Kamu belum tidur Din” kata seorang perempuan yang
lebih tua di atas Dinda “Belum Bun” kata Dinda yang memanggil perempuan itu
dengan sebutan bunda, Dinda hidup dengan Bundanya dan Ayahnya sudah meninggal
ketika Dinda duduk di bangkus SD kelas 4 ketika kecelakaan pesawat, dan
sekarang Dinda hanya memiliki seorang Bunda yang selalu ada untuk Dinda, meski
sesibuk apapun dia, perempuan ini selalu mengingat anaknya dan memberi waktu
untuk berkumpul dengannya karena sisa Dindalah satu – satunya putri yang dia
miliki. “Kamu kenapa belum tidur sayang, kan udah malam” kata Bunda memeluk
anaknya dari belakang “Aku masih bingung Bun” kata Dinda penuh kejujuran
“Bingung karena apa sayang ?” kata Bunda bingung dengan putrinya, Dinda
tersadar bahwa dia sudah keceplosan kepada Bundanya “Bingung,,.,, bingung
karena banyak tugas Bun” kata Dinda berbohong kepada Bundanya “Beneran sayang ?
Bunda tidak sedang mendengar kebohongan gadis kecil bundakan ??” kata Bunda
menyakinkan kepada anaknya “Yakin Bun, masa aku bohong sama bunda” kata Dinda
mencoba menutupi kebohongannya tapi Bundanya tau bahwa gadis kecilnya sedang
berbohong meski Dinda menutupinya, “Kalau begitu kamu tidur aja sayang, biar
besok bangun pagi penuh dengan semangat” kata Bunda memberi saran kepada
putrinya, Bunda meninggalkan anaknya dan Dinda bersiap – siap untuk merebahkan
dirinya di atas kasur, seperti biasa sebelum Dinda terlelap pasti gadis ini
selalu memandang terlebih dahulu foto ayahnya yang sudah tak lagi bersamanya.
Suasana pagi yang tak seperti
biasanya, hawa dingin membuat para penduduk kota Jakarta bermalas – malasan
meski ini masih hari kerja terutama gadis yang satu ini, keadaanya seperti
kurang enak badan, tubuhnya menggigil, kepalanya pusing dan sekarang waktu
sudah menunjukkan pukul 06.30 dan 30 menit lagi bel sekolah berbunyi tapi gadis
ini masih belum beranjak dari tempat tidurnya, gadis ini masih setia dengan
selimut hangat yang menghangatkan tubuhnya yang menggigil, terdengar ketukan
pintu kamar Angel tapi tak ada yang membukakan, Bi Sum pun dengan berani
membuka untuk mengingatkan waktunya Angel sekolah karena tak biasa Angel telat,
“Non, udah pagi” kata Bi Sum ketika memasuki kamar gadis kecil ini yang cukup
berantakan, pecahan beling dimana – mana, buku – buku terhambur di lantai,
“Non....” kata Bi Sum menggerakkan tubuh Angel, Bi Sum membuka selimut yang di
kenakan Angel dan terlihat gadis ini sedang menggigil dan muka yang begitu
pucat, “Astaga non sakit” kata Bi Sum kaget dengan segera Bi Sum turun
menghubungi mama dan papa Angel, “Nyonya...” kata Bi Sum mengetuk pintu kamar
orang tua Angel dan beberapa lama pintu terbuka “Ada apa Bi ?” kata mamanya
Angel “anu nyonya, non Angel” kata Bi Sum terbata – bata “Angel kenapa Bi ?”
kata Mama yang terlihat khawatir “non Angel sakit nyonya, tubuhnya menggigil
dan mukanya terihat pucat”’ kata Bi Sum menjelaskan “Kalau begitu saya siap –
siap dulu Bi, saya akan membawa Angel ke dokter” kata Mama dan menutup kembali
pintu kamar, beberapa menit kedua orang tua Angel membawa Angel ke rumah sakit.
Bel sekolah sudah berbunyi tapi gadis yang menempati bangku di samping kirinya
belum datang membuat dirinya khawatir “Ada apa dengan Angel, tak biasanya dia
telat” kata Dinda yang terlihat kebingungan ketika mendapati bangku di
sampingnya belum datang, terdengar langkah seorang guru berkacamata memasuki
kelas menandakan mata pelajaran akan di mulai tapi Angel belum datang membuat
Dinda khawatir sentengah keliling.
Keadaan Angel belum membaik, dokter
masih memeriksa apa yang terjadi pada gadis ini sedangkan kedua orang tuanya
sedang menunggu di ruang tunggu, beberapa lama kemudian dokter keluar dari
kamar pasien Angel “Bagaimana keadaan anak saya dok ?” kata papa Angel “Apa
anda berdua orang tua dari Angel ?” kata Dokter berbalik bertanya “Iya dok,
kami orang tua Angel, bagaimana keadaan putri saya dok ?” kata mama Angel
mengulang pertanyaan dari papa Angel tadi “Lebih baik kita bicara di ruangan
saya” kata Dokter sambil berjalan menuju ruangannya dan di belakangnya sudah ada
orang tua Angel mengikutinya. “Begini pak dan bu, anak ada memiliki penyakit
yang mungkin cukup serius” kata Dokter ketika melihat kertas yang berisi hasil
tes darah Angel “Penyakit apa dok ?” kata mama Angel bertanya pada dokter
“Kanker Otak bu” kata Dokter dengan susah payah untuk mengabari bahwa Angel
mengidam penyakit Kanker Otak “Separah itu kah dok ?” kata Papa Angel “Iya pak,
kanker otak stadium terakhir” kata Dokter “Tidak mungkin putri saya mengidam
penyakit separah itu dok, dia kelihatan baik – baik saja di beberapa hari ini”
kata Mama Angel yang tak percaya dengan keadaan putrinya “Tapi hasil Lab
mengatakan bahwa Angel mengidam penyakit itu bu dan hasil Lab tak pernah salah”
kata Dokter menjelaskan, dengan pasrah kedua orang tua Angel keluar dari
ruangan dokter dan berjalan menuju kamar pasien Angel. Ketika sampai di ambang
pintu kamar Angel orang tuanya sempat berbincang sedikit “Angel tak boleh tau
kalau dia mengidam penyakit kanker otsk stadium akhir” kata Papa Angel, tiba –
tiba terdengan suara yang cukup terbata – bata dia ucapkan “Aku mengidam
penyaki kanker otak stadium akhir” kata Angel kaget dan itu juga membuat kedua
orang tuanya tersadar bahwa Angel mendengar percakapan mereka, dengan segera
mama dan papa Angel mendekati ranjang Angel “Tidak sayang, kamu baik – baik
saja” kata mama sambil menutupi kesedihannya “Iya sayang, kamu cuman kecapean”
kata Papa Angel sambil mengelus – elus rambut putri satu – satunya “Mama dan
papa tidak usah bohong, Angel harus tau kalau memang Angel mengidam penyakit
itu” kata Angel, sebenarnya Angel tau bahwa kedua orang tuanya berbohong tapi
kebohongan itu tak dapat di tutupi dari mata yang begitu sedih “Papa dan mama
tidak bohong sayang” kata Papa mencoba menyakinkan Angel “Angel akan benci papa
dan mama kalau papa dan mama berbohong dengan Angel” kata Angel “Papa dan mama
tidak bohong sayang” kata Papa tetap berusaha menyakinkan putrinya “Angel tau
mama dan papa bohong” kata Angel, bulir – bulir air yang berada di pelupuk mata
tak lagi dapat di tahan membuat air tersebut mengalir di pipi mama Angel, “Iya
sayang, kamu mengidam penyakit itu” kata Mama Angel sambil memeluk anaknya yang
terbaring “Aku sakit kanker otak” kata Angel yang tak tahan ingin ikut menangis
“Sabar ya sayang, papa dan mama janji akan mengobati kamu sampai sembuh” kata
Papa Angel mencoba menyemangatkan putrinya “Mama dan papa aku mau minta tolong,
hanya kita saja bertiga yang tau kalau aku mengidam penyakit serius ini” kata
Angel meminta kepada kedua orang tuanya “Iya sayang” kata Mama Angel sambil
mencium kening anaknya.
Sudah 3 hari Angel di rawat di rumah
sakit, selama 3 hari itu Angel harus melewati hari – harinya dengan kemo
terapi, obat – obatan dll dan hari ini di mana Angel di perbolehkan untuk
pulang ke rumah tapi meski di izinkan pulang Angel tetap harus melakukan kemo
terapi 3 kali seminggu dan jangan lupa meminum obat yang di berikan oleh
dokter. “Aduh Angel, rambut kamu berantakan sayang” kata Mama sambil mengambil
sisir dan menrapikan rambut putrinya, ketika hendak merapikan, rambut Angel
rontok begitu banyak “Ma, rambut aku rontok banyak banget” kata Angel sedih
“Sayang, sabar ya ini salah satu efek samping dari kemo terapi sayang” kata
Mama ikut sedih dan memeluk anaknya “Jadi nanti aku botak donk ma” kata Angel
“Nanti Angel pakai wig saja ya sayang” kata Mama mencoba menghibur putrinya “Ya
sudah kita rapikan barang terus kita pulang, kasihan papa sudah menunggu di
luar” kata Mama melepas pelukan dan kembali membereskan barang – barang. Selama
perjalanan Angel hanya menatap di luar kaca jendela mobil dan sesekali
menghelai rambutnya yang mulai berguguran sedikit demi sedikt, tiba – tiba HP
Angel berbunyi membuatnya terkaget dari lamungannya “Halo” kata orang yang
berada di sebrang sana “Iya, ada apa Din” kata Angel dan ternyata yang menelpon
adalah sahabatnya “Kamu baik – baik sajakan ?” kata Dinda yang belum tau
keadaan sahabatnya “Maaf ya, selama 3 hari ini aku di rawat di rumah sakit tapi
aku baik – baik saja kok dan sekarang aku sudah pulang” kata Angel mencoba
menjelaskan “OK, kalau begitu aku jenguk kamu di rumah saja ya” kata Dinda
“Iya” kata Angel singkat “Ya sudah aku siap – siap dulu ya” kata Dinda, belum
sempat Angel menjawabnya sambungan telpon telah terputus. Angel sampai di rumah
dengan di sambut senang oleh Bi Sum “Selamat datang non” kata Bi Sum dengan
senang “Iya Bi” kata Angel memeluk Bi Sum “Ya sudah kamu ke kamar ya sayang,
istirahat yang banyak” kata Mama “Iya ma” kata Angel mulai menaiki anaik tangga
dengan di bantu oleh Bi Sum, sesampai di depan pintu kamar Angel membuka pintu
dengan perlahan dan di lihatnya kamar yang begitu rapi dan bersih “Wah, rapi
banget” kata Angel kagum “Iya non, pas Bi Sum tau non akan pulang hari ini jadi
Bi Sum bersihkan kamar non” kata Bi Sum menjelaskan “Makasih ya Bi” kata Angel
kembali memeluk Bi Sum, ketika Bi Sum membelai rambut Angel terlihat rambut
Angel berguguran “Non” kata Bi Sum kaget
“Iya, ada apa Bi ?” kata Angel melepaskan pelukannya “Rambut non rontak
ya” kata Bi Sum bingung “hmmm....” kata
Angel bingung mau berkata apa “Non jawab donk” kata Bi Sum penasaran “Iya Bi,
mungkin aku salah pakai sampo jadi rontok, oh iya aku masuk kamar dulu ya Bi,
aku mau istirahat” kata Angel memasuki kamarnya dan menutup kembali kamarnya.
Tedengar klakson mobil dari bawah
dengan segera Angel mengintip dari jendela kamarnya, terlihat dua orang yang
berlawanan jenis turun dari mobil dan Angel seperti mengenal kedua orang yang
hendak memasuki halaman rumah tapi Angel tak peduli, gadis ini hanya langsung
kembali berbaring di atas kasur yang begitu nyaman untuk di tempati
beristirahat. Terdengar ketukan pintu utama dengan tergesa – gesa Bi Sum
membuka pintu dan terlihat dua orang yang berlawanan jenis berada di balik
pintu tersebut “Non Dinda” kata Bi Sum ketika mengenali Dinda dan entah siapa
yang berada di sampingnya “Bi, Angel ada ?” kata Dinda bertanya keberadaan
sahabatnya “Ada non, silahkan masuk non” kata Bi Sum mempersilahkan masuk dan
duduk di sofa untuk menunggu, “Non Angel” kata Bi Sum mengetuk pintu kamar
Angel “Ada apa Bi” kata Angel berteriak dari dalam kamarnya “Ada non Dinda
menunggu di bawah non” kata Bi Sum memberi tahukan “Oh iya suruh tunggu
sebentar Bi” kata Angel beranjak dari tempat tidurnya. Bi Sum turun ke lantai
bawah “Non Dinda, kata Non Angel tunggu sebentar” kata Bi Sum “Iya Bi” kata
Dinda “Kalau begitu Bibi ke dapur dulu buatin minum” kata Bi Sum berpamit untuk
ke dapur, tidak lama terdengar langkah yang berasal dari tangga rumah dan
terlihat gadis memakai baju kaos berwarna merah muda dengan di lengkapi celana
pendek jeans dan juga penutup kepala yang menutupi rambutnya “Hy Angel” kata
Dinda beranjak dari tempat duduknya ketika melihat Angel sampai di lantai bawah
dan langsung memeluk sahabatnya “Kamu kenapa Din ?” kata Angel terheran melihat
tingkah sahabatnya “Aku kangen sama kamu” kata Dinda “Ya sudah kan sekarang aku
udah berdiri di hadapan kamu” kata Angel melepaskan pelukannya “Iya” kata Dinda
kembali duduk di samping Angel “Hy Angel” kata cowo yang menemani Dinda dari
tadi dan ternyat itu Rangga “Hy juga Rangga” kata Angel membalas sapaan Rangga,
mereka bertiga bercanda dan mengobrol dengan asiek di ruang tamu, “Angel,
toilet di mana ?” kata Rangga “Ada di belakang, kamu terus aja ke dapur terus
nanti belok kiri” kata Angel menjelaskan “Kalau begitu aku ke toilet dulu ya”
kata Rangga beranjak dari tempat duduknya. Selesai Rangga keluar dari kamar
kecil dengan tidak sengaja dia mendengar pembicaraan antara mama Angel dan Bi
Sum, “Iya Bi, Angel mengidam penyakit kanker otak” kata Mama Angel dengan penuh
air mata, ketika Rangga mendengar itu dia sangat kaget dan tak menyangka bahwa
Angel mengidam penyakit kanker, tanpa sengaja Rangga menyengol guci kecil yang
berada di sampingnya, “Kamu siapa ?” tanya Mama Angel ketika melihat Rangga
“Saya Rangga tante, teman sekolahnya Angel” kata Rangga menjelaskan “Iya,
nyonya dia teman dari non Angel” kata Bi Sum “Kamu mendengar apa yang saya
bicarakan dengan Bi Sum” tanya Mama Angel “Maaf tante, saya tidak sengaja
mendengar” kata Rangga tertunduk “Tidak papa nak” kata Mama Angel kembali mengeluarkan
tangisan kecil “Tante, Angel sakit kanker otak” kata Rangga penasaran “Iya nak,
sudah stadium akhir dan tolong jangan sampai Dinda tau karena Angel tidak mau
membuat sahabatnya cemas” kata Mama Angel menjelaskan “Ya Tuhan, separah itu
tante” kata Rangga terkaget “Iya nak Rangga” kata Mama Angel “Maaf tante, saya
juga minta tolong jangan beri tahu Angel kalau saya sudah mengetahui bahwa dia
mengidam penyaki kanker otak” kata Rangga meminta tolong “Baik nak” kata Mama
Angel “Kalau begitu saya keluar dulu tante” kata Rangga meninggalkan Mama Angel
dan Bi Sum, entah mengapa Rangga sangat terpukul ketika mengetahui Angel
mengidam penyakit yang serius, “Lama amet dari toiletnya” kata Dinda kesal
“Maaf” kata Rangga “Ya sudah kita pulang yuk” kata Dinda mengajak Rangga untuk
pulang “Pulang ???” kata Rangga bingung “Iya, pulang... ini tuh sudah sore tau”
kata Dnda “Iya” kata Rangga “Ya sudah, Angel kita pulang dulu ya” kata Dinda
berpamit kepada Angel “Iya” kata Angel “Angel, kamu sehat – sehat ya” kata
Rangga “Iya, kamu liat, aku sehat – sehat aja” kata Angel tersenyum, Angel
mengantar mereka berdua sampai depan pintu gerbang. Tak lama setelah Dinda dana Rangga pulang, HP
Angel bergetar tanda ada pesan masuk dan pesan tersebut dari Rangga, pesan
tersebut berisi “Aku pengen ajak kamu jalan – jalan, aku jempu kamu jam 08.00
malam,,,,” itu pesan dari Rangga.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00
dan Angel sudah mulai bersiap – siap dan memilih – milih baju yang pas untuk
gadis ini kenakan di tubunya yang langsing, Gadis ini memilih baju kaos
berwarna biru muda dengan celana jeans dan penutup kepala berwarna biru. Waktu
sudah menunjukkan pukul 19.30, Angel turun dari kamarnya dan berpamitan kepada
kedua orang tuanya, “Mau kemana sayang ?” kata Mama bertanya ke anak gadisnya “Mau
pergi jalan dengan Rangga, ma” kata Angel tersenyum “Rangga ??? nama cowo” kata
Papa Angel “Iyalah pa, kan Rangga cowo” kata Angel “Jangan – jangan bukan teman” kata Papa
menggoda putrinya “Iiihh,,, Papa, bukan pa” kata Angel “Ya ya...” kata Papa “Ya
sudah Angel pergi dulu ya” kata Angel berpamitan kepada kedua orang tuanya,
tepat di depan gerbang rumah Angel terlihat mobil honda jazz berwarna merah dan
terlihat cowo yang bersandar di mobil tersebut sedang memainkan HandPhonenya,
laki – laki ini terlihat ganteng memakai baju kaos berwarna putih dengan jaket
hitam dan celana jeans berwana hitam, ketika cowo tersebut melihat Angel dengan
anggun berdiri di depan pintu rumah dengan segera cowo ini menjemput Angel
dengan ramah “Ayo kita berangkat sekarang” kata Rangga “Iya” kata Angel singkat
dan tak lupa dengan senyumnya. Sesampai di dekat mobil, Rangga membukakan pintu
untuk gadis ini, selama perjalanan terjadi perbincangan antara Rangga dan Angel
dan kadang timbul canda sesekali, “Kamu kenapa pakai menutup kepala ?” kata
Rangga “hmmm,,,, aku” kata Angel bingung ingin berkata apa, “Sebenarnya aku tau
kenapa kamu pakai penutup kepala, pasti karena efek dari kemo terapi jadi
menyebabkan rambut kamu rontok” kata Rangga dalam hatinya “Kenapa Angel ?” kata
Rangga mengulang pertanyaannya yang belum sempat terjawab “Karena lagi pengen
aja kok” kata Angel berbohong. Tak lama mereka sampai di sebuah taman yang
belum pernah Angel kunjungi, setiap sudut taman di lengkapi dengan lampu yang
begitu indah dan ada beberapa bangku yang dapat di duduki oleh orang – orang yang
berkunjung ke taman ini. “Wah,,, tamannya indah banget, aku baru ke sini” kata
Angel terkagum “Aku tau tempat ini dari teman aku dan aku pengen ke sini tapi
tidak tau mau ngajak siapa, jadi ngajak kamu saja” kata Rangga tersenyum, “Kamu
bisa ajak Dinda” kata Angel “Aku malas ajak Dinda, mendingan ngajak kamu, ya
sudah kita duduk di situ yuk” kata Rangga menawarkan “Yuk” kata Angel, “Aku
pengen bahagiain kamu Angel, sebelum semuanya terlambat, aku akan membuat hari –
hari yang terpenting dalam hidupmu” kata Rangga dalam hati, “Jangan melamun”
kata Angel mengagetkan Rangga, “Iya ya ya” kata Rangga. Malam ini Rangga akan
membuat Angel bahagia sebelum semuanya terlambat. Waktu sudah menunjukkan pukul
22.00 WIB, “Kita pulang yuk” kata Angel “Yuk” kata Rangga, di perjalanan pulang
Angel terlihat sangat capek, Sesampai di depan pintu gerbang rumah Angel, “Aku
masuk dulu ya” kata Angel tersenyum “Iya, istirahat yang cukup ya cantik” kata
Rangga, Angel hanya tersenyum ketika hendak membuka pintu gerbang, Angel mimisan
dan langsung jatuh pingsan dengan segera Rangga mengendong Angel ke dalam rumah
dan tidak lama Angel di bawa ke rumah sakit. “Maaf kan sama om, tante” kata
Rangga meminta maaf “Kamu tidak usah meminta maaf, malah kami mau berterima
kasih sudah membuat Angel cukup bahagia malam ini meski akhirnya begini” kata
Papa Angel, tak lama dokter keluar dari ruangan Angel “Kanker yang berada di
dalam tubuh Angel sudah menyebar” kata Dokter menjelaskan “Lalu kita harus apa
dok ?” kata Papa Angel khawatir kepada putrinya “Kami akan melakukan dengan
maksimal dan kami juga mohon doanya pak, bu” kata Dokter meninggalkan mereka, “Om,
bagaimana keadaan Angel ?” kata Rangga “Kankernya sudah menyebar ke seluruh
organ Angel dan sekarang kita hanya dapat berdoa nak” kata Papa Angel
menjelaskan, ketike mangetahui itu entah mengapa Rangga merasakan sakit dan
entah mau berbuat apa. “Nak,,,, sudah
jam 11, kamu tidak pulang” kata Mama Angel membangunkan Rangga yang sempat
tertidur di ruang tunggu “Aku tungguin Angel saja tante” kata Rangga “Lebih
baik kamu pulang dan besok kamu kembali ke sini dan jangan lupa kamu beri tahu
keadaan Angel ke Dinda” kata Mama Angel “Ya sudah, saya pulang dulu tante” kata
Rangge berpamitan.
Keadan Angel belum membaik dan hari
ini Rangga bersama Dinda datang menjeguk Angel, “Angel, kenapa kamu gak bilang
sama aku kalau kamu mengidam penyakit kanker otak” kata Dinda menangis di
samping ranjang Angel “Sudah nak Dinda, doakan saja Angel baik – baik saja”
kata Mama Angel mencoba menghibur Dinda, tiba – tiba alat jantung berbunyi dan
menggambarkan garis lurus menandakan tak ada lagi denyut jantung dengan segera
Rangga memanggil dokter dan semua panik dengan keadaan Angel, Dokterpun
memeriksa keadaan Angel dan semua menunggu di ruang tunggu dengan perasaan tak
karuan, tak lama dokter yang menangani Angel keluar “Kita harus melakukan
operasi” kata Dokter kepada kedua orang tua Angel “Lakukan saja dok, lakukan
apa yang harus dokter lakukan dan urusan biaya itu gampang” kata Papa Angel “Baiklah
pak” kata Dokter. Angel pun di bawa ke ruang operasi, lampu tanda operasi
sedang berjalanpun menyala, semua yang sedang menunggu Angel, berdoa agar
operasinya berjalan dengan lancar, beberapa menit kemudian lampu itupun mati
menandakan operasi telah selesai, dokter keluar dari ruang operasi dan semua
berdiri mendekati dokter untuk mengetahui keadaan Angel, “Maaf, Angel sudah
tidak dapat di selamatkan lagi” kata dokter menunduk “Tidak mungkin, itu tidak
mungkin dok, pasti anak saya bisa di selamatkan dok” kata Mama Angel tak
percaya, Dinda jatuh terpuruk ketika mendengarkan bahwa sahabatnya telah
meninggalkan dia begitupun dengan Rangga, “Saya menemukan buku ini di bawah
bantal Angel” kata dokter memperlihatkan buku berwarna merah itu, dengan segera
Rangga mengambil buku tersebut dan membaca isi lembar demi lembar dan salah
satu dari ini lembaran tersebut :
Dear Diary....
Tuhan, aku hanya punya satu permintaan dan permintaan
ini tak sulit untukmu tuhan...
Aku hanya pengen lepas dari penyakit ini dan berharap
bisa bebas dari obat yang setiap kali aku minum, kemo terapi yang selalu
membuat rambutku rontok.....
Aku hanya pengen bebas dari semua penderitaan ini
terutama dari penyakit ini tuhan...
Angel
|
Minggu, 30 Maret 2014
PERSAHABATAN HANCUR HANYA KARENA KESALAH PAHAMAN
PERSAHABATAN HANCUR HANYA KARENA
KESALAH PAHAMAN
Di
cuaca yang sangat cerah ada 2 seorang sahabat yang sedang berjalan menelusuri
lorong sekolah. Kedua sahabat itu bernama Sinta dan Rani, mereka sudah
bersahabat sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau bisa di sebut SD dan
sekarang mereka telah duduk di bangku SMA kelas 10. Mereka berdua sangat dikenal seisi sekolah, Sinta dikenal karena
kepintarannya dan Rani dikenal karena kecantikannya, bukan berarti Sinta jelek
tapi dia cantik juga dan pintar. Bukan hanya itu mereka juga dikenal karena
persahabatan mereka yang langgeng.
Pada hari ini tak disangka ada
murid baru yang masuk di sekolah mereka. Murid itu bernama Ray dan berasal dari
Amerika. Ray pindah ke Indonesia di sebebkan kerena kedua orang tuanya ada
tugas di sini. Seisi sekolah sangat tergila – gila dengan cowo itu. “Baru aja jadi anak baru langsung di gila –
gilain sama cewe sekolah”, kata Sinta. “ Tapi memang dia pantas digila – gilain
karena dia ganteng banget, aku saja langsung suka sama dia”, kata Rani. “Aduh
Rani, kitakan sudah janji gak akan pacaran sampai kita kuliah”, kata Sinta.
“Iya, aku tau. Aku tidak akan langgarnya kok”, Kata Rani sambil tersenyum tipis
ke Sinta. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 06.30. “Tidak lama lagi bel
sekolah berbunyi”, kata Sinta sambil melirik jam tangan yang melingkar di
tangan kirinya. “Kita hitung bareng yuk”, kata Rani sambil tersenyum kepada
Sinta. Memang kebiasaan meraka tiap beberapa detik lagi bel tanda masuk
berbunyi pasti mereka hitung mundur dari 10. “10”, kata Sinta. “9”, kata Rani,
“8”, kata Sinta. “7”, kata Rani. “6”, kata Sinta. “5”, kata Rani. “4”, kata
Sinta. “3”, kata Sinta. “2” kata Rani. “Dan 1” kata mereka berdua, tepat ketika
mereka selesai menghitung bel tanda masuk berbunyi.
Di kelas masih agak riuh karena
guru belum datang, tapi tak lama bukan guru yang datang tapi kepala sekolah
bersama seorang cowo dan itu ternyata Ray. “Yes, kita sekelas dengan cowo itu”,
kata Rani. “Aduh Rani, biasa aja kales”, Kata Sinta. “Emang napa kalau aku
seneng, sirik ya lihat sahabatnya seneng atau gak seneng lihat sahabatnya
seneng”, Kata Rani sambil memanyungkan mulutnya. “Aduh Rani, kamu tuh seperti
anak kecil aja kan kita ini sahabat mana mungkin coba aku gak seneng lihat kamu
seneng dan kamu itu udah kelas 10 masa
sih seperti anak kecil ngambeknya”, Kata Sinta. “Biarin”, Kata Rani tetap
memanyunkan mulutnya dan melipat kedua tangannya. “Ayo dong sahabatku jangan
ngambek, senyum dong”, kata Sinta sambil tersenyum tipis ke arah Rani. Akhirnya
Rani tersenyum kepada Sinta dan Rani tidak ngambek lagi. “Gitu dong”, kata
Sinta sambil tersenyum, Rani hanya membalas dengan senyum. “Anak – anak
perkenalkan ini Ray mereka teman baru kalian yang baru pindah dari amerika”,
kata Pak Kepala Sekolah. “Perkenalkan nama saya Ray Prasetya kalian bisa
panggil saya Ray dan saya berasal dari Amerika”, kata Ray. “Kok kamu bisa
bahasa indonesia ?”, Kata salah satu murid di kelas itu. “Aku sebenarnya lahir
di Indonesia dan pernah tinggal selama 1 tahun di Indonesia cuman setelah itu
aku dan keluarga pindah ke Amerika karena Amerika adalah kampung ibuku”.
“ohh....”, kata semua murid. “Baiklah, kalau begitu kamu duduk di sana”, kata
Pak Kepala Sekolah sambil menunjuk salah satu bangku yang kesong. “Baik pak”,
kata Ray. “Sinta, dia duduk di sebelah aku”, kata Rani sambil seneng
kegirangan. “iya, syukurlah”. Sambil tersenyum melihat tingkah sahabatnya.
Bersamaan dengan duduknya Ray, gurupun datang dan berlangsunglah proses belajar
mengajar.
Tak terasa bel tanda istirahat
berbunyi semua murid berhamburan, ada yang ke kantin, ke taman sekolah atau
hanya di kelas saja. Tiba – tiba keluar sebuah kata dari mulut Ray. “Hai, boleh
kenalan”, kata Ray. Rani kegirangan karena dia di sapa oleh Ray. “Hai juga,
boleh kok” kata Rani sambi tersenyum dan mengulurkan tangannya tapi apa yang
terjadi Ray malah mengulurkan tangannya bukan untuk Rani tapi Sinta. “Nama aku
Ray, kalau nama kamu siapa cantik”, kata Ray sambil tersenyum. “Nama aku
Sinta”, kata Sinta sambil tersenyum. “Nama yang cantik”, kata Ray. “Makasih,
mmm.... Kenalkan ini sahabat aku namanya Rini”, kata Sinta sambil melirik
sahabatnya. “Hai, aku Rini”, kata Rini sambil tersenyum agar menutupi
kekesalannya. “Aku Ray”, kata Ray. “Ya sudah, kami berdua duluan ya”, kata
Sinta sambil tersenyum tipi. Mereka berduapun berlalu dari hadapan Ray. Di
perjalanan ke kantin mereka berdua bertemu dengan Alex. Alex adalah cowo
terkenal di sekolah mereka tapi sayangnya mereka beda kelas, Rani sebenarnya
diam – diam suka sama Alex tapi dia sudah janji dengan sahabatnya untuk tidak
akan pacaran sampai mereka selesai SMA dan begitu juga dengan Alex, Alex diam –
diam suka tapi bukan sama Rani tapi dengan Sinta.
“Hy Alex”, kata Rani. Alex hanya
mengabaikan sapaan itu, Alex pun nyapa Sinta. “Hy Princessku”, Kata Alex. Rani ‘menyangka
dirinya yang disapa, “Makasih udah bilangi aku princess”, kata Rani sambil
senyum – senyum tidak jelas, “yee... siapa juga yang bilangi kamu princess ?”,
kata Alex, “kamu tadi barusan sama balik aku terus kamu pakai nama princess”,
Kata Rani, “Orang bilangi Sinta”, Kata Alex, “iiihhh...”, kata Rani langsung
pergi entah kemana, “Alex..”, kata Sinta, “ada apa princessku ?”, Kata Alex,
“kamu tuh... ahhh...”, kata Sinta dan langsung berlalu dari hadapan Alex.
Terlalu buru – burunya Sinta dia tidak sengaja menabrak seseorang dan orang itu
adalah Kevin, Kevin merupakan cowo yang
jatuh cinta dengan Sinta sejak mereka duduk di bangku SMP kelas 8.
“ehh... Kevin, maaf ya. Aku buru – buru”. Sebelum Kevin menjawab Sinta langsung
berlalu. “Rani kemana sih ? dia pasti marah karena selama satu hari ini dia di
kacangi sama cowo dia gila – gilain, mana lagi waktu istirahat udah mau
selesai”, kata Sinta sambil melihat ke sekelilingnya. Tidak lama Sinta selesai
bicara bener sekali bel tanda istirahat usai berbunyi semua murid riuh masuk ke
kelas masing – masing tapi Sinta masih bertekad untuk mencari sahabatnya.
Karena Sinta sudah lelah mencari sahabatnya yang entah kemana dia pun putus asa
dan kembali ke kelas, dia yakin kalau di kelas pasti sudah ada guru. Bener
sekali perkiraan Sinta guru sudah mulai menjelaskan, tidak sengaja dia melihat
Rani duduk di bangkunya, “Ya Allah... Aku keliling cari dia tapi malah udah ada
di kelas”, kata Sinta sambil mengelah nafas. Sinta masuk ke kelas dengan perasaan
yang tidak karuan. “permisi bu”, kata Sinta gugup, “kamu kenapa telat masuk
kelas ?”, kata bu guru, karena Sinta tak ingin Rani dapat masalah dia pun
berbohong “tadi saya abis ke kantin bu”,
kata Sinta dengan kebohongannya, “kamu tau kan kalau sudah bunyi bel harus
langsung masuk kelas kalau tidak dapat sanksi ?”, kata bu guru, “tau bu”, kata
Sinta sambil menunduk dan sekilas melirik ke Rani, “kamu sudah tau kenapa tidak
langsung masuk malah nongkorong di kantin ?”, kata bu guru agak membentak, “tadi...”
kata Sinta yang di potong oleh bu guru, “Tidak usah banyak alasan kalau begitu
sebagai sanksinya kamu berdiri di depan tiang bendera sambil hormat sampai jam
pulang”, kata bu guru membentak, “baik bu”, kata Sinta sambil berjalan dan
menunduk. “Kamu tidak kasihan lihat dia di hukum ?, diakan sahabat kamu”, kata
Ray, Rani tidak merespon pertanyaan dari Ray. “Aku kasihan sama dia tapi aku
iri sama dia kenapa orang pada perhatian sama dia di banding aku”, kata Rani
dalam hati
Bel tanda pulang berbunyi semua
murid berhamburan keluar kelas kecuali Ray dan Rani, mereka berdua masih dalam
kelas. Entah mereka ingin berbuat apa di kelas berdua, tidak beberapa lama Ray
mengambil tas Sinta dan langsung bergegas keluar kelas. “Aku yakin dia pasti
mau samperin Sinta atau yang lain, yang penting dia tuh perhatian banget sama
Sinta sejak dia sekolah dan masuk kelas ini”, kata Rani dalam hati. Dugaan Rani
benar Ray menghampirin Sinta yang masih berdiri di depan tiang bendera. Tak
lama Ray sampai di tempat tersebut tiba – tiba Sinta jatuh pingsan, Ray pun
menggotong Sinta ke UKS. “Siapa sih dia ? berani banget menggotong princess
gue”,kata Alex, “sepertinya dia itu murid baru di sekolah ini”, kata Sami. Alex
mempunya 2 sahabat tapi mereka itu di jadiin kacung dengan Alex, mereka berdua
itu Sami dan Tara. Di UKS hanya ada mereka berdua yaitu Ray dan Sinta, Ray
masih menunggu Sinta sadar dan tidak lama Sinta sadar, “Aku dimana ?”, kata
Sinta “Di UKS”, kata Ray. Ketika keadaan Sinta membaik mereka keluar dari ruang
UKS, “Aku antar pulang ya ?”, kata Ray “tidak usah, aku bisa pulang sendiri”,
kata Sinta dengan nada menolak “tapi kamu baru saja baikan”, kata Ray “kalau
kamu memaksa, ya sudah”, kata sinta dengan nada pasrah. Sinta pulang dengan
diantar Ray menggunakan motor ninja nya. Sesampai depan rumah Sinta “Makasih ya
atas semuanya”, kata Sinta sambil turun dari motor “biasa aja kali, ya sudah
aku pulang dulu”, kata Ray, tidak lama Ray menghilang dari hadapan Sinta, Sinta
pun masuk ke dalam rumahnya. Sinta melihat ke sekeliling rumah tapi terlihat
sepi tiba – tiba dimelihat Mbok Ina pembantu rumahnya, “mbok, orang – orang
pada kemana ?”, kata Sinta agak sedikit bingung “nyonya pergi arisan non, kalau
tuan belum pulang dari kantor” kata Mbok Ina “kalau kak Raka mana dan Kak Putri
?”, kata Sinta menanyakan kedua kakaknya “sepertinya belum pulang dari kuliah
non” kata Mbok Ina “ya sudah, kalau ada yang cari aku ada di kamar ya mbok”
kata Sinta berjalan menuju lantai dua karena kamar miliknya berada di lantai
dua “baik non” kata Mbok Ina. Sinta berjalan menuju kamarnya dengan lesu dan
sepertinya dia capek, sesampai di kamarnya dia masuk dan melentangkan dirinya
di atas kasur “rumah terasa sepi hanya aku dan Mbok Ina”, kata Sinta.
Pada pagi itu suara alaram yang
membangunkan Sinta dan gadis itu bergegas mandi dan siap – siap berangkat ke
sekolah. Selesai dia berpakaian gadis itupun turun ke lantai bawah dan menuju
ke ruang makan. “Pagi Semua”, kata Sinta dengan riang “Pagi sayang”, kata kedua
orang tuanya sambil tersenyum tipi ke anak bungsunya “Pagi bawel” kata kedua
kakaknya “iiihhh... kakak”, kata Sinta kesel “Sudah sudah, kamu sarapan dulu
sayang”, kata Bunda kesayangan Sinta “Nanti aja di kantin aku takut telat, ya
sudah aku diantar sama siapa ?”, kata Sinta sambil melirik jam tangan yang
melingkar di tangan kirinya “Pak Barjo aja ya sayang” kata Bundanya lagi “masa
sama Pak Barjo lagi aku pengennya sama ayah”, kata Sinta manja “Maaf sayang,
ayah tidak bisa soalnya ada urusan jadi beda jalur”, kata Ayahnya “Kalau begitu
kamu sama kakak aja ya bawel”, kata kakaknya yang cowo atau bisa di sebut Kak
Raka “ya sudah aku sama Kak Raka aja tapi ada satu syarat”, kata Sinta “apalagi
sih syaratnya, mau di antar aja bawel banget”, kata Kak Raka “aku tidak ingin
di bilang bawel kalau sudah sampai sekolah, janji...” kata Sinta sambil
menganjungkan jari kelingkingnya “Iya, janji ya sudah ayo berangkat nanti kakak
telat”, Kata Kak Raka “ya sudah, aku berangkat dulu ayah bunda dan Kak Putri”,
kata Sinta berpamitan dengan kedua orang tua dan kakaknya. Selama perjalanan
tak ada sama sekali pembicaraan antar kedua saudara ini, mereka menuju ke
sekolah menggunakan motor ninja merah milik kakak laki – lakinya. Tak terasa
jalan yang mereka lalui akhirnya sampai di depan gerbang sekolah Sinta yang
bertuliskan SMA NEGERI 1 JAKARTA. Sinta pun memulai pembicaraan sebelum
kakaknya pergi “Makasih ya kak” kakaknya hanya membalas dengan senyum manis ke
adik bungsunya.
Barusan hari ini gadis tersebut
menelusuri lorong sekolah dengan sendiri tanpa di temani oleh sahabatnya,
biasanya sih dia menunggu Sinta datang di gerbang sekolah tapi kali ini dia
tidak ada. “Apa jangan – jangan dia masih marah lagi sama aku soal kemarin”
kata sinta khwatir, gadis tersebut mempercepat langkahnya menuju kelas tapi di
tengah perjalanan menuju kelas dia di hadang oleh geng alay itu, siapa lagi
kalau bukan geng lolipop yang terdiri dari Sasha ya bisa di sebut sebagai
bosnya dan 2 kacungnya Jesika dan Vio, “Aduh, buru –buru amet sih” kata Sasha
“baru aja pagi – pagi udah cari gara – gara kalian” kata Sinta kesel, ketika
Sinta hendak melanjutkan langkahnya tetap saja si geng lolipop tetap menghadang
dia “mau kalian apa sih ?”, kata Sinta “mau aku hanya 1 jauhi Alex, itu aja kok
gak susah” kata Sasha dengan angkuhnya “Ok, aku akan jauhi dia dan sekarang
biarkan gue lewat”, kata Sinta dengan nada tinggi “ya sudah, beri jalan dia”
kata Sasha. Akhirnya Sinta melanjutkan langkahnya yang terhenti karena geng
lolipop. Sesampai di ambang pintu kelas dia melihat Rani sedang duduk manis di
bangkunya, gadis tersebut sedang membaca buku tapi entah buku apa, ketika
langkah kaki Sinta baru melangkah untuk menghampiri sahabatnya tiba – tiba dia
di tarik oleh seseorang. Aduh, siapa lagi kalau bukan Alex. “Mau kamu apa,
Lex?”, kata Sinta geram “Mau aku, ya Kamu”, kata Alex dengan genitnya “tolong
jauhi aku”, kata Sinta sambil berlalu dari hadapan Alex. Sinta kembali ingin
menghampiri sahabatnya “Hai Ran” kata Sinta dengan lembut, sedikitpun tak ada
respon dari Rani “Kamu marah sama aku?”, kata Sinta mencoba memastikan dengan
memberanikan diri Rani membuka mulut dan berbicara dengan Sinta “Asal kamu tau
aku tuh sayang sama kau dan percaya tapi kenapa balasan kamu tuh gini”,kata
Rani dengan nada tinggi “Aku tidk mengerti Ran”, kata Sinta bingung “kamu itu
pura – pura gak tau atau gimana sih” kata Rani mulai kesel “Jujur aku gak
mengerti” kata Sinta makin bingung “Aku tuh iri sama kamu kenapa harus kamu
yang di sayang oleh banyak orang sedangkan aku tak ada pun satu yang sayang
dengan aku” kata Rani yang mulai menetaskan air matanya “Siapa bilang tidak ada
yang sayang sama kamu, ada kok” kata Sinta sambil menghapus air mata sahabatnya
“Siapa ?” kata Rani terisak “Aku, aku sayang kok sama kamu, meski orang lain
tidak sayang sama kamu tapi aku sayang sama kau. Itulah gunanya sahabat” kata
Sinta sambil tersenyum manis kepada Rani, akhirnya mereka baikan dan saling
berpelukan, tidak lama mereka selesai pelukan bel tanda masuk berbunyi “Yah...”
kata Rani kecewa “kenapa” kata Sinta bingung
“Bel udah berbunyi tapi kita belum menghitung mundur” kata Rani cemberut
“Tenang aja, masih ada hari esok” kata Sinta sambil tersenyum
Proses belajar mengajar telah
berlangsung semua murid memperhatikan penjelasan dari pak guru. “Aduh, perut
aku sakit. Sepertinya aku tadi belum sarapan” kata Sinta sambil memengang
perutnya “kamu kenapa Sin?” kata Rani agak bingung melihat tingkah sahabatnya
“Aku gak papa kok” kata Sinta sambil berusaha mengembangkan senyumnya. Tidak
teras bel tanda istirahat berbunyi semua murid bersorak gembira. “Ran, kamu mau ke kantin gak ?” kata Sinta
“emang ada apa Sin ?” kata Rani “Aku belum sarapan dari tadi” kata Sinta lemas
“Aduh, aku tadi di suruh sama bu guru untuk bantu dia urus berkas anak –anak”
kata Rani “Ya sudah, aku pergi sendiri saja ya” kata Sinta sambil berjalan.
Suasana kantin sangat berbeda dari biasanya, yang dulu bangku kantin sangat
penuh malah sekarang kebanyakan kosong. Sinta menikmati makanan yang ada di
hadapannya, gadis itu terlihat sangat sedih karena tak ada yang menemaninya.
Tiba – tiba ada yang menepuk pundak Santi. “Kamu” kata Santi terkejut “iya, ada
yang salah” kata orang tersebut “gak ada sih” kata Santi sambil tersenyum “aku
boleh duduk di bangku ini” kata orang tersebut “silahkan” kata Santi
mempersilahkan orang itu duduk “mmm... bagaimana keadaanmu?” kata orang
tersebut “ya seperti yang kamu lihat sekarang aku udah membaik, makasih Ray
kemarin udah nolong aku dan antar aku pulang” kata Santi tersenyum, ternyata
orang yang dari tadi Santi berbicara Ray toh. “iya, sama –sama” kata Ray sambil
tersenyum. Ternyata dari kejauhan Rani melihat Sinta dan Ray berduaan, apa Rani
akan marah dengan Sinta, Ranipun menghampiri Sinta. “Rani” kata Sinta terkejut
ketika melihat Rani ada di hadapannya “yang kamu lihat ini salah paham” kata
Sinta agak sedikit gugup “kamu jangan marah ya” kata Sinta menunduk “Siapa juga
yang marah, aku cuman mau bilang boleh gabung gak” kata Rani sambil tersenyum
“jadi kamu tidak marah sama aku” kata Santi untuk memastikan “buat apa coba aku
marah, jadi aku boleh gabung gak ?” kata Rani “tentu boleh, apa sih yang enggak
buat sahabatku” kata Sinta tersenyum “Kacang....kacang” kata Ray agak sedikit
berteriak “eh Ray, sorry aku gak bermaksud untuk kacangi kamu” kata Sinta “Iya,
aku boleh minta tolong gak” kata Ray “minta tolong apa Ray ?” kata Sinta
penasaran “kamu senyum dong, soalnya senyum kamu itu manis” kata Ray menggombal
“bisa aja kamu” Kata Sinta tersipu malu. Mereka bertiga berbincang – bincang
dan ada juga di sertai canda tawa, tak terasa bel tanda masuk berbunyi seluruh
siswa siswi masuk ke kelas masing –masing .
Tidak di rasa bel tanda pulang
berbunyi semua murid bersorak gembira. “Ya sudah, anak –anak sampai sini dulu
pembelajaran kita nanti lain waktu kita lanjut”, kata Bu Guru sambil keluar
dari kelas “Sin, loe mau pulang bareng aku gak ?” kata Ray “Maaf Ray, Aku mau
pulang bareng Rani” kata Sinta tersenyum “Ya sudah, aku duluan ya” kata Ray
dengan nada kecewa “Kok kamu tolak ?” kata Rani bingung “Kan aku mau pulang
bareng sahabatku” kata Sinta sambil merangkul sahabatnya. Mereka pulang dengan
motor milik Rani tapi di kendarai dengan Sinta. Di perjalanan terjadi
pembicaraan antara mereka berdua, “Sin, kenapa kamu gak bawa motor aja ke
sekolah ? apalagi kamu pintar mengendarainya” Rani bertanya pada sahabatnya “Aku
belum di perbolehin dengan ayah dan bunda” kata Sinta dengan nada cukup seperti
berteriak karena keseriusan mereka berbincang sehingga mereka tak sadar kalau
sudah sampai di depan gerbang rumah Sinta “Thanks ya Sahabatku” kata Sinta
sambil tersenyum “Biasa aja kali, ya sudah aku pulang dulu ya” kata Rani
berpamitan denga Sinta “Enggak mempir dulu” kata Sinta menawarkan “lain waktu
saja ya” kata Rani. Rani pun menyalakan mesin motornya dan berlalu dari hadapan
sahabatnya. Sinta berjalan memasuki halaman rumahnya dengan lesu “Aku yakin
pasti di rumah hanya ada Mbok Ina dan aku rasa ngak ada yang ingat dengan ulang
tahunku besok” kata Sinta dengan tertunduk lesu. Sinta membuka pintu rumahnya
dan perkiraannya benar rumah terlihat sepi tidak ada sama sekali orang yang dia
lihat tanpa berpikir panjang gadis tersebut langsung ke kamarnya, ketika hendak
ingin menaiki anak tangga tiba – tiba terdengar suara yang memanggil namanya,
Sinta pun berbalik badan dan benar ada yang memanggil, yang memanggil dirinya
ada Mbok Ina “Non Sinta” kata Mbok Ina “Aduh, aku kira siapa mbok yang panggil
aku, ada apa mbok ?” kata Sinta terkejut “Non baru pulang” kata Mbok Ina dengan
menatap Sinta “Iya mbok, ya sudah saya mau ke kamar, saya capek” Kata Sinta
hendak ingin menaiki anak tangga “non ingin di buatin makanan ?” kata Mbok Ina
“gak usah mbok, td udah makan di kantin sekolah” kata Sinta menaiki anak
tangga. Ketika sampai di ambang pintu kamarnya Sinta langsung membuka pintu
kamarnya dan masuk, seperti biasanya gadis itu langsung membentangkan dirinya
di atas kasurnya.
Keesokan harinya Sinta lebih
ceria hari ini karena hari ini adalah hari spesial bagi dia yaitu hari ulang
tahun dia, dia ingin semua seisi rumah tau kalau hari ini hari spesial baginya
dengan segera dia bergegas mandi selesai mandi gadis tersebut berdandan dengan
lebih anggun dari biasanya selesai itu gadis tersebut menurunin anak tangga
satu persatu dengan lebih ceria dan anggun. “Selamat Pagi semua” kata Sinta
dengan semangatnya yang luar biasa tapi semangat itu rapuh ketika dia tau kalau
tak ada seseorangpun di rumah kecuali dirinya dan mbok Ina. “Mbok, yang lain
kemana ?” kata Sinta dengan penuh pertanyaan “tuan udah berangkat kantor lebih
pagi, nyonya katanya ada urusan mendadak jadi harus keluar kota, kalau den raka
gak pulang dari tadi malam dan non Putri pergi lebih awal ke kampus” kata Mbok
Ina menjelaskan panjang lebar “Terus aku berangkatnya bareng siapa ?” kata
Sinta cemberut “sama Pak Barjo kata tuan non” kata Mbok Ina “Ya sudah, tapi
Mbok Ina ingat gak hari ini hari apa ?” kata Sinta sambil tersenyum lebar dan
berharap Mbok Ina mengetahuinya “Hari rabu non, emang ada apa non ?” kata Mbok
Ina bingung “Yah... Tidak ada yang ingat sama sekali kalau hari ini hari ulang
tahun aku” kata Sinta dalam hati “non kok malah bengong, ayo dong berangkat
nanti telat” kata Mbok Ina “Ya, sudah aku berangkat dulu ya mbok” kata Sinta
berpamitan. Di perjalanan Sinta hanya cemberut dan tak ada suara sama sekali
sampai gadis tersebut sampai di gerbang sekolah. Gadis tersebut berharap
sahabatnya tidak lupa akan hari ini agar dia bisa agak senang sedikit. Gadis
itu sepertinya lagi mencari seseorang dan ternyata tepat sekali Sinta lagi
mencari Rani, dia menelusuri lorong sekolah dan melirik ke sana sini biar
batang hidungnya pun gak kelihatan, dengan kecewa Sinta menuju ke kelasnya.
Sampai di ambang pintu kelas dia melihat ke sekelili kelas tapi tetap saja
tidak menemukan Rani “Apa Rani belum datang ? tapi gak biasanya dia telat” kata
Sinta bingung. Dengan berat hati dia menunggu sahabatnya itu di kelas, suasana
kelas saat ini seperti biasa ribut dan kacau. Sinta hanya duduk termenung di
bangkunya dan tak ada satu orang pun yang mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN SINTA
atau HAPPY BIRTHDAY, dia yakin kalau hari ini tidak ada satu orang pun yang
ingat terhadap ulang tahunnya. Gadis ini sangat kecewa ke semua orang terutama
keluarga dan sahabatnya karena tak yang memperhatikannya, mereka semua hanya
mementingkan urusan masing – masing, apakah itu Ayahnya, Bundanya, Kakaknya
atau Sahabatnya. “Dari pada di kelas mendingan ke kantin aja” kata Sinta sambil
melangkahkan kakinya keluar kelas dan menuju kantin. Sesampainya di kantin dia
tak menemukan siapa – siapa, “Malang betul nasibku di hari ulang tahunku, tak
ada satu orang pun yang ingat dengan hari ini” kata Sinta kecewa tak lama
selesainya Sinta berbicara tiba – tiba ada suara “Siapa bilang tidak ada yang
ingat”. Sinta pun membalikkan badannya dan ternyata adalah Sahabatnya sendiri
bersama Ray yang sedang membawa kue ulang tahun dan kado “Happy Birthdaya
sahabatku” kata Rani sambil memeluk Sinta “Makasih ya sahabatku” kata Sinta
sambil terharu “Selamat Ulang Tahun ya Sinta” Kata Ray sambil menyodorkan kue
ulang tahunnya “Tunggu, kamu tau dari mana hari ulang tahun aku ?” kata Sinta
bingung “Dari sahabat kamu, ya sudah tiup dong lilinnya” kata Ray sambil
tersenyum tipis “Jangan lupa doa dulu sebelum tiup lilin” kata Rani, gadis itu
pun memejamkan matanya sambil mengucapkan doanya setelah itu, dia meniup
lilinnya “Makasih ya Rani” kata Sinta memeluk sahabatnya “Aku juga mau dong di
peluk” kata Ray manja “yee... tidak boleh, sana cari teman cowo kamu” ka Rani
sambil menjulurkan lidahnya “sudah sudah tidak lama lagi bel, kita ke kelas
yuk” kata Sinta sambil melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
Bener saja yang di katakan Sinta, ketika mereka hendak menuju kelas bel sudah
berbunyi dan semua murid termasuk mereka bertiga berlarian menuju kelas masing
– masing. Tak lama guru pun datang dan proses belajar mengajar telah di mulai
dan tepat hari ini mata pelajaran Matematika, pelajaran yang di bosanin anak –
anak kecuali Sinta, gadis ini sangat menyukai pelajaran itu.
Waktu yang di tunggu anak – anak
tiba yaitu bunyi bel karena ingin terbebas dari mata pelajaran Matematika.
Gadis berambut panjang ini bukannya seneng mata pelajaran Matematika berakhir
tapi malah sedih, dia sedih karena dia sangat menyukai pelajaran Matematika.
Belum selesai Sinta membereskan barang – barangnya tiba – tiba ada yang
menghampirinya. “Hai Sin” kata Ray sambil melempar senyum ke Sinta dan Sinta
hanya membalas dengan senyum “boleh ikut aku gak ?” kata Ray “mau kemana ?”
kata Sinta penasaran “itu rahasia, mau atau tidak” kata Ray mengulang permintaannya yang tadi “ya sudah aku....” belum
selesai Sinta mengucapkannya Ray langsung menarik tangannya, adegan ini di
saksikan oleh semua murid sekolah terutama cewe yang menggila – gilakan Ray.
“Kamu mau bawa aku kemana ?” tanya Sinta penuh penasaran “ikut aja” kata Ray
sambil tersenyum. Akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan “ngapain kamu bawa
aku ke sini ?” kata Sinta sambil melirik sekelilingnya, ternyata Ray membawa
Sinta ke taman belakang sekolah “Ayo sini duduk” kata Ray, Sinta tak bergerak
dia hanya melamun melihat sekelilingnya “Ayo” kata Ray menarik tangan Sinta.
Mereka berdua sedang duduk di pinggir danau, emang sih taman belakang sekolah
mereka dekat dengan danau “Ternyata selama ini pemandangan di sini indah juga”
kata Sinta kagum “Kamu baru tau keindahan tempat ini ?” kata Ray, Sinta hanya
mengangguk tanda dia menjawab iya, “Aku juga baru tau kemarin” kata Ray sambil
tersenyum kepada Sinta “Sin, aku mau ngomong sesuatu sama kamu” kata Ray
“ngomong aja Ray” kata Sinta tersenyum “Sebenarnya sejak pertama ku melihatmu
aku sudah suka sama kamu dan lama – kelamaan aku jadi jatuh cinta sama kau”
kata Ray “Jadi, di hari ulang tahun kamu, kamu mau gak jadi pacar aku ?” kata
Ray, ketika mendengar kalimat itu Sinta begitu kaget dan menatap dalam – dalam
Ray. Ternyata dari tadi mereka di ikuti oleh geng lolipop “Gue punya ide buat hancurin
persahabatan mereka berdua” kata Sasha “Mereka berdua itu siapa” kata Vio
bingung “Aduh Vio, kamu lemot lagi ya” kata Jesika, Vio hanya tersenyum lebar
“Yang dimaksud itu Sinta dan Rani” kata Jesika menjelaskan “Jes, kamu pergi
panggil Rani dan ngomong gini ke dia” kata Sasha sambil membisikkan sebuah
kalimat ke telinga Jesika, setelah itu Jesika melaksanakan tugas dari Sasha.
“Aduh mana sih Rani ?” kata Jesika melihat ke sekelilingnya, ketika dia melihat
seorang gadis yang sedang duduk sendiri di kantin dan itu adalah Rani, Jesika
pun menghampiri Rani “Hai Rani” kata Jesika, Rani hanya membalas sapaan itu
dengan senyum “Kok kamu sendiri, sahabat kamu mana ?” kata Jesika “tidak tau
kemana, dia tadi bersama Ray” kata Rani lesu “berarti aku gak salah lihat tadi”
kata Jesika memulai rencananya “Apa maksud kamu Jes ?” kata Rani penasaran
“Tadi aku lihat Ray dan Sinta ke taman belakang dan Ray nembak Sinta lalu...”
belum selesai perkataan Jesika, Rani langsung memotongnya “Lalu apa Jes ?” kata
Rani penuh dengan penasaran “Lalu Sinta terima dan mereka pelukan dan terus duduk di tepi danau” kata
Jesika penuh dengan kebohongan licik “Itu tidak mungkin, aku dan Sinta sudah
janji gak boleh pacaran sampai kami ke jenjang kuliah” kata Rani matanya mulai
berkaca – kaca “Kalau tidak percaya ikut aku” kata Jesika. Rani pun mengikuti
Jesika ke taman belakang dan di sisi lain antara Sinta dan Ray “Kamu lagikan
bercandakan Ray” kata Sinta dengan senyum manisnya, Ray menggelengkan kepalanya
dan itu maksud dari jawabannya “Aku serius cantik” Kata Ray “Tapi aku gak bisa
Ray” kata Sinta menunduk “Kenapa ?” kata Ray “Aku udah janji ke Rani kalau kita
berdua gak akan pacaran sebelum memasuki jenjang kuliah” kata Sinta, mata Sinta
mulai meneteskan air mata dengan bersamaan sampainya Rani, dia melihat Ray
memeluk Sinta “Gak papa kok kalau kamu gak mau” kata Ray membelai rambut Sinta,
dengan perasaan kuat Rani menghampiri mereka berdua “Loe tega ya Sin” Kata Rani
sambil menahan tangisanya “Rani” kata Sinta kaget dan melepaskan pelukan dari
Ray “Loe itu udah nusuk gue dari belakang ya Sin” kata Rani, mata Rani mulai
meneteskan air matanya. Dari kejauhan geng lolipop kesenangan “Ini mah adegan
yang paling bagus gue lihat” kata Sasha dengan tawa liciknya “Iya, antara
sahabat setia yang sebentar lagi hancur” kata Jesika. Sinta dan Ray tidak
mengerti maksud dari Rani “Apa maksud kamu Ran ?” kata Ray “Loe gak usah
bicara, yang gue tanya Sinta” kata Rani dengan nada tinggi “Jujur Ran, gue gak
mengerti” kata Sinta bingung “Loe itu di tembak sama Ray kan dan kalian
pacaran, kamu pernah janji sama aku Sin kalau kita gak boleh pacaran sebelum ke
jenjang kuliah dan kamu sendiri yang melarang ku dulu untuk menggila – gilakan
Ray dan sekarang kamu sendiri yang berbuat” kata Rani “Loe salah paham Ran,
gue...” perkataan Sinta di potong “Loe gak usah bohong deh gue lihat sendiri
loe pelukan dengan Ray” kata Rani amarahnya mulai memuncak “Ran, aku dan Sinta
itu gak pacaran” kata Ray mulai untuk menenangkan Rani “aku gak percaya sama
kalian terutama kamu munafik” kata Rani sambil menunjuk Sinta dan berlalu dari
hadapan mereka berdua. “Aduh gimana nih Ray, Rani salah paham ?” kata Sinta
khwatir. “Tenang, nanti kita selesaikan dan bicarakan dengan Rani kalau kita
gak pacaran” kata Ray menenangkan Sinta. “Aku salah menilai mu selama ini San,
aku kira kamu baik dan ternyata kau diam – diam munafik di belakang ku, aku
benci sama kamu aku benci” kata Rani dalam hati sambil berjalan menuju
kelas. Bel tanda istirahat telah usai
semua siswa siswi buru – buru masuk ke kelas masing – masing. Di kelas Sinta
sangat bede karena sekarang dia duduk sendiri, mungkin karena Rani marah jadi
dia pindah duduk “Kamu yang sabar aja ya Sin” kata Ray, Sinta hanya mengganguk
dan tersenyum. Sekarang mata pelajaran biologi seluruh siswa siswi belajar dan
memperhatikan dengan serius.
Tak terasa bel tanda pulang
berbunyi seluruh siswa siswi bersorak gembira, seluruh siswa siswi berhamburan
keluar kelas. Sinta masih di kelas, gadis ini sepertinya sangat sedih hari ini
tanpa ragu – ragu Ray menghampiri gadis tersebut. “Kamu kenapa ?” kata Ray
bertanya pada Sinta “Hari ini bagiku hari spesial tapi kenapa banyak masalah
yang aku dapatkan ?” kata Sinta dengan mata yang berkaca – kaca “Maksud kamu
apa ?” kata Ray bingung “Tadi di rumah terasa sepi semua orang mau itu ayah,
bunda, kak Raka, kak Putri ataupun Mbok Ina tak ada yang mengingat hari ulang
tahunku dan tapi aku sempat tersenyum karena kamu dan Rani mengingat ulang
tahunku, tak lama senyumku terukir akhirnya ambruk karena kesalah pahaman Rani
dan sekarang aku pusing persahabatanku yang begitu lama ku jalin begitu saja
langsung ambruk” kata Sinta dengan tetesan air mata yang jatuh “Tenang Sin, aku
yakin tuhan gak akan memberikan cobaan jauh dari kemampuan kita” kata Ray
mencoba menenangkan Sinta sambil memeluk Sinta, gadis ini mendenggelamkan
dirinya dalam dekapan cowo tersebut, ternyata dari tadi Rani ada di ambang
pintu kelas “Aku hanya mau ambil buku yang tertinggal malah lihat adegan yang
nyebalin” kata Rani kesel, tiba – tiba geng lolipop datang merasut pikiran Rani
“Aduh mesra banget mereka berdua seperti juliet dan romeo” kata Vio “Masa sih
di nusuk loe dari belakang Ran” kata Jesika “Mungkin ini rencana Sinta dari
dulu, ingin menghancurin loe cuman di tutupi dengan keluguan dan kecantikan
dia” kata Sasha yang mulai merasut pikiran Rani, Rani makin kesel ketika
mengdengar kata Sasha, “Sa, aku boleh ikut geng kamu gak ?, gak papa kok kalau
beda kelas” kata Rani bermohon “Korbon sudah mulai masuk jebakan, tinggal susun
jebakan kedua dan hap hancur kamu Sinta dan Rani” kata Sasha dalam hati “Sa..”
kata Rani “Iya, boleh kok” kata Sasha dan di sisi lain Sinta masih
mendenggelamkan dirinya dalam dekapan Ray, “Wah, adegan yang sangat menarik”
kata Rani sambil bertepuk tangan, Sinta langsung melepaskan dekapan cowo tadi
“Tadinya mau ambil buku yang ketinggalan, eh malah lihat adegan yang seru,
bagus bagus” kata Rani “Ran, apa yang kamu lihat ini salah paham” kata Sinta
“Salah paham gimana na dari tadi aku lihat dari awal lagi, tenang aku cuman mau
ambil buku nanti kamu bisa lanjut adegannya” kata Rani melangkah menuju
bangkunya dan mengambil semua buku “Sekarang kalian boleh lanjut kok adegannya”
kata Rani melangkah keluar kelas, Sinta mengambil tasnya dan mengejar Rani, Ray
ikut mengejar takutnya nanti terjadi sesuatu yang tak di inginkan. “Ran, tunggu
aku” kata Sinta mengejar Rani “Apa lagi Sin ?” kata Rani dengan nada malasnya
“Aku pulang bareng kamu ya” kata Sinta sambil mengembangkan Senyum manisnya
“Aduh, simpan aja tuh senyum busuk kamu dan satu lagi maaf aku mau pulang
bareng” Rani tak melanjutkan perkataannya dia hanya menepuk tanganya dua kali
dan “Bareng kita” kata Sasha “Kok kamu mau pulang bareng mereka ?” kata Santi
bingung “Gue udah nemuin yang namanya sahabat sejati bukan sahabat makan
sahabat” kata Rani dengan nada tinggi “Tapi..” tidak sempat Sinta melanjutkan
perkataanya Rani dan Geng Lolipop pergi dari hadapannya. Gadis yang dulu
periang dan selalu tersenyum sekarang jatuh terpuruk di lapangan, “Sinta,
bangun. Loe tuh harusnya kuat” kata Ray menyemangati Sinta “Gue yakin suatu
saat Rani nyesel gabung dengan mereka dan sekarang aku antar kamu pulang ya”
kata Ray, Sinta tak sanggup berkata dia hanya mengangguk kan kepalanya.
Selama perjalanan pulang tak
terjadi percakapan anatara mereka berdua, Sinta kelihatannya masih drop dan
sedih. Sinta tetap tidak mengalihkan pandangannya, gadis ini tetap menatap luar
kaca mobil yang hujan. Sesampai depan pintu gerbang rumah Sinta, Ray turun dan
mengambil payung untuk Sinta dan menemaninya sampai depan pintu rumah. “Makasih
ya” kata Sinta dan senyum tipisnya “Nah, gitu dong senyum, kamu kan cantik
kalau senyum” kata Ray “Masuk dulu Ray” kata Sinta menawarkan “Tidak usah, lain
kali aja” kata Ray “Ku mohon satu kali aja ya turuti permintaanku” kata Sinta
memohon kepada Ray “Ya sudah, demi kamu deh” kata Ray tersenyum, Sinta hanya
membalas dengan senyum juga. Ketika membuka pintu rumah tiba – tiba ada kejutan
dari keluarga Sinta untuk ulang tahunnya. “Happy Birthday Sinta” kata semua
orang yang memberi kejutan kepada Sinta, Sinta sangat terharu kejutan yang dia
dapat “katanya kalian sibuk” kata Sinta bingung “Siapa yang bilang sayang ?”
kata bunda Sinta bertanya “Mbok Ina” kata Sinta melirik ke Mbok Ina, “Maaf non,
mbok di suruh bohong agar kejutannya non tidak tau” kata Mbok Ina “Makasih ya
semuanya, aku kira kalian lupa dengan ulang tahunku ?” kata Sinta “Mana mungkin
kakak, kak Raka, bunda dan ayah lupa sama kamu bawel” kata Kak Putri, kakak
kedua Sinta “Sin, itu siapa ?” tanya Ayah “Aduh sampai lupa, perkenalkan ini
Ray teman Sinta” Sinta memperkenalkan Ray “Teman atau demen” kata Kak Raka
“Aduh kak, temen kok” kata Sinta “Ya sudah, kalian makan dulu gih, bunda dan
mbok udah masak makanan kesukaan kamu” kata bunda “kak Putri juga yang bantu” kata
kak Putri “Tidak mungkin” kata Sinta ledek “sudah sudah sana kamu makan, jangan
lupa ajak temanmu” kata Ayah “ iya Yah” kata Sinta. Mereka semua merayakan
ulang tahun Sinta dengan ceria hingga Ray pulangnya kesorean “Makasih ya” kata
Sinta “Untuk ?” kata Ray “Semuanya” kata Sinta sambil tersenyum “Iya, ya sudah
aku pulang dulu” kata Ray pamit “hati – hati ya “ kata Sinta, Sinta melambaikan
tangan dan Ray hanya membalas dengan senyum sehingga akhirnya Ray hilang dari
hadapan Sinta dan Sinta masuk ke rumah.
Pagi hari ini sangat cerah
secerah hati gadis berambut panjang ini. Dia sudah siap untuk mengawali hari
barunya di umur barunya. Ketika dia sampai di lantai bawah dia melihat seorang
sedang menunggu “Ray” kata Sinta terkejut ketika mengetahui kalau itu Ray “Pagi
Sinta” kata Ray sambil tersenyum “kamu ngapain pagi – pagi gini ke rumahku”
kata Sinta bingung “mau maling” kata Ray bercanda “Haa...” kata Sinta terkejut
“mau maling hati kamu” kata Ray gombal “Astaga, pagi – pagi udah gombal, aku
serius nih kamu ngapain pagi – pagi gini ke sini ? “ kata Sinta penasaran “Mau
jemput kamu” kata Ray “Aku dilarang...” belum selesai Sinta berbicara bundanya
datang “Siapa bilang kamu di larang sayang ?” kata bunda “eh.. bunda “ kata
Sinta “kamu boleh kok pergi bareng nak Ray, kasihan dia dari tadi nungguin
kamu” kata bunda “ya sudah Sinta berangkat dulu ya bun, Assalamualaikum” kata
Sinta sambil berpamita dengan Bundanya. Selama perjalanan tak ada perbincangan
antara mereka berdua. Akhirnya Ray memulai berbincangan “Sin” kata Ray “Iya,
ada apa Ray ?” kata Sinta “kamu kemarin bahagia gak ?” kata Ray bertanya
“lumayan bahagia, emang ada apa ?” kata Sinta bingung “katanya kamu kemarin
banyak masalah karena tak ada yang ingat ulang tahun kamu nah buktinya mereka ternyata
bikin kejutan buat kamu” kata Ray, di perjalanan mereka berbincang dan bercanda
tawa sampai akhirnya mereka tidak sadar jika mereka sudah sampai di sekolah.
Mereka berdua menelusuri lorong sekolah
bersama – sama sampai akhirnya Rani dan geng lolipop melihat mereka
“Aduh, makin hari mereka makin mesra” kata Vio “Aduh Vio” kata Jesika “Ran,
lihat mereka masa sih mereka berdua bilang gak jadian buktinya mereka ke
sekolah bareng” kata Sasha “Bener juga yang di bilang Sasha” kata Rani dalam
hati. Tidak terasa bel tanda masuk berbunyi seluruh murid masuk ke kelas masing
– masing, seperti biasa kelasnya Sinta pasti ribut dan tiba – tiba ketukan
langkah kaki terdengar seisi kelas langsung duduk dengan rapi karena mereka
yakin kalau itu langkah guru dan ternyata tidak salah lagi.
Tak terasa 1 bulan berlalu,
hubungan persahabatan antara Sinta dan Rani belum juga akur. Makin lama Rani
makin benci dengan Sinta dan Sinta berharap suatu saat Rani bisa sadar kalau
semua ini hanya kesalah pahaman. Setiap pagi Ray selalu menjemput Sinta untuk
ke sekolah, sama seperti hari ini. Sinta masih menunggu Ray di depan gerbang
rumahnya, tidak lama Ray datang “Sorry telat tadi agak macet” kata Ray dengan
keringat bercucuran di dahinya “gak papa, kamu keringatan” kata Sinta sambil
mencari tissue dan mengelap dahi Ray, “Ya sudah kita berangkat takutnya nanti
kita telat” kata Ray. Di perjalanan seperti biasanya hening tak ada suara dan
pasti Ray yang selalu memulai percakapan sampai akhirnya mereka sampai di
sekolah. Tiap hari mereka berjalan di kolidor sekolah berduaan. Tidak terasa
bel masuk berbunyi ya seperti biasa murid – murid masuk ke kelas masing –
masing dan memulai proses belajar mengajar. Tidak terasa bel istirahat berbunyi
“Aduh capek juga ya duduk” kata Sinta “Iya, aku juga” kata Ray “Kita kekantin
yuk” kata Sinta “Yuk”. Setiap jam istirahat mereka berdua ke kantin sedangkan
Rani pergi menemui geng lolipop tidak sengaja Rani mendengar pembicaraan geng
lolipop “Ini dia yang gue tunggu – tunggu, Rani udah mulai lebih percaya dengan
kita dengan begitu gue lebih mudah dapatin Ray atau Alex” kata Sasha “Iya, dia
jg percaya kata yang pernah gue tanya kalau Sinta nerimah Ray padahal tidak”
kata Jesika “Jadi selama ini Sinta dan Ray tidak pacaran ini hanya akal –
akalan mereka, aku harus minta maaf kepada mereka berdua” kata Rani sambil
berlari mencari Sinta dan Ray dan akhirnya dia menemui mereka berdua di kantin
“Sin, maafin aku selama ini, aku salah sama kamu, aku salah paham sama kamu dan
Ray dan aku sudah tau yang sebenarnya” kata Rani sambil berlutut “Sudah sudah
aku udah maafin sebelumnya” kata Sinta sambil tersenyum “Aku juga udah maafin
kamu” kata Ray “Bahkan aku masih anggap kamu sahabat” kata Sinta “Makasih ya”
kata Rani, akhirnya mereka baikan dan kembali bersahabatn. Tak terasa bel
pulang berbunyi seluruh siswa siswi berhamburan keluar, geng lolipop
menghampiri Rani “ehh... Rani kok kamu sama dia sih ?” kata Sasha bingung “Aku
udah tau semuanya kalau selama ini kamu cuman mempermainkan aku” kata Rani
langsung berlalu. Di tengah lapangan Ray menyatakan kembali perasaannya kepada
Sinta dan Sinta menerimanya “Selamat ya sama kalian” kata Rani “Iya, Aku tau
nanti suatu saat kamu punya pasangan kok” kata Sinta “Jadi kita langgar dong
janji kita” kata Rani dan mereka semua tertawa tiba – tiba Alex datang dan
menyatakan perasaannya kepada Rani bahwa selama ini dia diam – diam suka dengan
Rani dan akhirnya mereka jadian.
Akhirnya mereka memiliki pasangan masing – masing sampai akhirnya mereka lanjut
ke jenjang kuliah.....
SELESAI
Langganan:
Postingan (Atom)