TUHAN, LEPASKAN AKU DARI PENYAKIT INI
Di suatu sore yang ceria ada seorang
anak perempuan sedang menikmati indahnya taman kota, dia duduk di salah satu
bangku taman yang terletak dekat dari air mancur yang terdapat di taman
tersebut. Tidak biasanya dia duduk sendiri di taman kota biasanya dia di temani
oleh seorang sahabat yang selalu ada untuknya sejak mereka duduk di bangku SD
tapi entah kenapa pada sore hari ini gadis ini hanya sendiri menikmati indahnya
taman kota, tiba-tiba ada seseorang yang mengangetkan dia “Kok sendirian” kata
gadis yang mengangetkan dia “Kamu dari mana aja Dinda” kata gadis yang dari
tadi duduk di bangku taman dan ternyata yang mengangetkan dia tadi adalah
Dinda, sahabatnya dari kecil “Maaf, aku telat Angel” kata Dinda merasa
bersalah. Dari sejak jam 3 siang Angel menunggu Dinda karena mereka berdua
janjian ingin menikmati indahnya taman kota saat sore tapi sayangnya Dinda
telat datang, “Kamu tau gak aku udah nunggu di sini 2 jam lebih” kata Angel
kesal “Maaf tadi aku bantu mama dulu soalnya mama punya banyak kerjaan dan
kasihan kalau aku gak bantuin dia” kata Dinda sambil menunduk tak ingin melihat
wajah Angel yang sedang marah “Kalau begitu hubungi aku kalau kamu telat
datangnya biar aku gak nunggu lama kayak tadi” kata Angel dengan nada tinggi
dam sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Dinda sendiri duduk di bangku taman
“Ini salahku, mengapa aku memank tadi tak menghubungi Angel” kata Dinda dengan
nada menyesal. Tak lama tiba – tiba ada orang yang menyodorkan es krim coklat
di hadapan Dinda, Dindapun menegok ke atas untuk melihat orangnya dan ternyata
itu Angel “Angel” kata Dinda kaget “Iya, emang salah gitu aku kasih kamu es
krim ?” kata Angel “Emang kamu gak marah sama aku” kata Dinda bingung “Aduh,,
ambil dulu nih es krim baru aku ceritakan soalnya tanganku kedinginan” kata
Angel kesel “Iya, maaf” kata Dinda menunjukkan senyumnya “Gini, sebenarnya aku
gak marah sama kamu, buat apa juga aku marah dengan sahabatku yang satu ini”
kata Angel sambil merangkul sahabatnya “Aku kira kamu marah sama aku” kata
Dinda sambil mensantap es krimnya “Buat apa aku marah, hanya karena kamu telat,
kan itu udah kebiasaan kamu” kata Angel tersenyum kepada Dinda “Iya, maaf dan
makasih ya” kata Dinda “Iya, sama-sama” kata Angel sambil menatap sahabatnya.
Waktu sudah menunjukkan 19.00 WIB dan sekarang waktunya mereka kembali ke rumah
masing – masing, Angel pulang dengan di jemput oleh sopir pribadinya dan begitu
pula dengan Dinda, sekarang mereka duduk di bangku SMP kelas 9, mereka
bersekolah di SMP 01 Jakarta Timur. Sesampai di rumah Angel tak mendapatkan
siapa – siapa di rumah, rumah tampak sepi dan dia hanya menemukan Bi Sum di
dapur yang sedang mempersiapkan makan malam “Bi, mama dan papa mana ?” tanya
Angel kepada Bi Sum “Belum pulang non” kata Bi Sum kepada Angel, Angel hanya
menanggapi jawaban Bi Sum dengan anggukan “Kalau begitu aku naik ke kamar dulu
Bi” kata Angel sambil berlalu meninggalkan Bi Sum, Angel menaiki anak tangga
satu persatu dengan lemas dan lelah sampai akhirnya dia sampai di depan
kamarnya dan membuka pintu kamar, di dalam kamar Angel langsung melentangkan
dirinya di atas kasur yang mengitu nyaman baginya sambil menatap langit –
langit kamarnya, tiba – tiba telpon yang berada di meja kecil dengan ranjangnya
bergetar menandakan ada pesan masuk dan entah dari siapa, dengan malas Angel
membuka pesan tersebut dan membaca isi dari pesan itu dan ternyata pesan
tersebut dari mamanya yang mengatakan bahwa dia tidak pulang malam ini di
sebabkan ada kerjaan kantor yang menyebabkan dia harus lembur. Angel menatap
jam dinding yang berada di kamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 dengan
segera Angel memasuki kamar mandi, siapa tau dengan dia menyegarkan tubuhnya
otaknya dan pikirannya ikut segar, beberapa menit Angel keluar dari kamar mandi
dan duduk di meja belajarnya yang terletak dekat dengan jendela kamarny. Angel
menatap keluar jendela, suasana di luar begitu cerah, langit malam di penuhi
dengan bintang – bintang dan sebuah bulan yang berbentuk sabit. Sesekali Angel
mengotak-atik Hpnya yang berisi penuh dengan fotonya bersama sahabatnya dan
keluarganya, Angel memperbesar salah satu foto yang berada di layar Hpnya yaitu
foto antara dia, mama dan papanya, tiba – tiba sebuah tetesan air mengalir di
pipinya yang berasal dari pelupuk matanya, Angel menangis ketika mengingat di mana
saat dia bisa berkumpul dengan kedua orang tuanya tapi pada saat ini dia tidak
bisa berkumpul dengan orang tuanya karena saat ini keduanya lebih sibuk dengan
kerjaannya dan melupakan sosok anak yang selama ini menunggunya untuk kembali
berkumpul dengannya tapi semua itu sudah luntur, semenjak saat kedua orang
tuanya lebih sibuk dengan pekerjaannya Angel lebih sering menghabisi waktunya
di kamar atau tidak di taman kota bersama sahabat yang setia selalu ada
untuknya di banding dengan orang tuanya yang lebih mementingkan pekerjaannya
daripada sosok anaknya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB ini saatnya
orang – orang untuk beristirahat tapi tidak untuk Angel, gadis ini masih duduk
terpaku di meja belajarnya dengan kegiatan yang masih sama dia lakukan sejak
tadi, tak henti – hentinya gadis ini menatap layar Hpnya yang penuh dengan
kenangan yang Angel harapkan dapat terulang lagi di masa ini tapi jika di lihat
kondisinya kenangan itu tak dapat lagi terulang, Angel berharap dia bisa
memutar waktu dan dapat berkumpul dengan kedua orang tuanya seperti dulu. Waktu
terus berjalan dan sekarang sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB tapi Angel tetap
belum berpindah kegiatan, gadis ini tak sekalipun dia meninggalkan tempatnya
meski matanya ingin sekali beristirahat sejenak untuk menghilangkan semua
pikirannya tapi Angel masih bersih keras untuk tetap menatap layar Hpnya.
Angel terbangun karena cahaya
matahari masuk di kamarnya melalui celah gorden, tadi malam Angel tertidur
ketika dia sedang memandang kenangan dulunya bersama kedua orang tuanya, Jam
dinding di kamar Angel sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB, dengan langkah yang
kurang semangat Angel melangkah memasuki kamar mandi dan siap – siap berangkat
ke sekolah. Setelah beberapa menit gadis ini berdanda dengan begitu angunnya
menatap dirinya di depan cermin dan siap memulai hari ini dengan senyum, Angel
turun dari atas menuju ke lantai bawah dan menyapa Bi Sum “Selamat Pagi Bi”
kata Angel dengan riang, Bi Sum hanya menjawab dengan tersenyum, Angel keluar
dan bersiap masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju ke sekolah, selama
perjalanan Angel hanya asik mendengar musik melalu hedset yang dia kenakan di
kedua telinganya sampai akhirnya dia sampai di depan pintu gerbang sekolahnya,
dengan asiknya gadis ini jalan menelusuri koridor yang sudah mulai ramai dengan
hedset yang masih setia terpasang di kedua telinga gadis cantik ini, saking
asiknya tidak sengaja Angel menambrak seorang cowo “Maaf, saya tidak sengaja”
kata Angel meminta maaf kepada cowo yang berada di depanya “Tidak papa, saya
baik – baik saja” kata Cowo tersebut “Kamu baik – baik saja” kata Angel kembali
meminta maaf kepada cowo tersebut “Iya” kata cowo tersebut dengan singat dan
tersenyum kepad Angel “Kalau begitu aku duluan ya” kata Angel berlalu dari
hadapan cowo tersebut, setelah beberapa langkah meninggalkan cowo tersebut
Angel kembali memasang hedset yang sempat terlepas dari kedua telinganya, tepat
bel masuk berdering dengan nyaring ketika Angel menapakan kakinya di ambang
pintu kelas, Angel melepas hetsed yang tadi terkena dan melangkah menuju
bangkunya yang berada di samping bangku Dinda dan terlihat dari ambang pintu
bahwa pemilik bangku tersebut sedang menunggu Angel. “Hy Angel” kata Dinda
menyapa Angel, Angel hanya tersenyum dan langsung duduk di bangkunya. Sambil
menunggu guru datang seperti biasa Angel memasang hetsed sambil menggambar
desain – desain baju, semenjak kelas 6 SD Angel mulai menyukai menggambar
desain – desain baju dan gadis ini bercita – cita menjadi Desayner. Terdengar
suara langkah kaki dan sepertinya itu suara langkah seorang guru yang sedang
menuju kelas Angel tapi langkah yang terdengar bukan seperti langkah seorang
saja tapi seperti langkah 2 atau 3 orang,
ketika di ambang pintu terlihat seorang guru dengan badan yang cukup
berisi berdiri di ambang pintu dengan beberapa tumpukan buku yang sedang dia
genggam, mungkin buku – buku itu yang akan dia pelajari sebentar. Ketika guru
itu masuk ke dalam kelas ada seorang cowo mengekor di belakangnya, “Selamat
pagi anak – anak” kata guru yang berada di depan kelas “Pagi bu” kata siswa
siswi yang berada di kelas “Pada hari ini kita kedatangan seorang murid baru,
perkenalkan namamu nak” kata guru tersebut “Perkenalkan nama saya Rangga, saya
berasal dari Surabaya” kata cowo yang bernama Rangga itu memperkenalkan dirinya
kepada seisi kelas “Kalau begitu kamu boleh duduk di bangku kosong” kata
seorang guru tersebut mempersilahkan Rangga untuk duduk, Rangga melangkah
menuju bangku yang terlihat kosong, “Baik anak – anak sekarang kita mulai
pelajaran” kata guru tersebut sambil membolak – balik lembaran buku yang sedang
dia pegang. Beberapa saat kemudian bel tanda istirahat tersengar nyaring itu
membuat seluruh siswa seisi sekolah berteriak dengan girang “Anak – anak sampai
di sini dulu pelajaran, nanti lain waktu kita lanjut” kata Guru itu sambil
merapikan buku – bukunya dan berlalu dari dalam kelas, “Akhirnya selesai juga
pelajaran biologi” kata Dinda dan ternyata tadi adalah pelajaran Biologi,
pelajaran yang membosankan bagi murid di kelas Angel “Iya, ini yang dari tadi
aku tunggu soalnya bosan dengan pelajaran biologi” kata Angel sambil merapikan
bukunya “Kamu sudah selesai rapikan buku kamu” kata Dinda bangkit dari
bangkunya “Sedikit lagi, kamu duluan aja ke kantin” kata Angel sambil
memasukkan buku – buku di dalam tasnya “Ok, aku tunggu di kantin ya” kata Dinda
berlalu dari hadapan Angel, Tak lama Dinda meninggalkan Angel, Angel bangkit
dari bangkunya dan pergi menyusul Dinda tapi tak lupa hetsed terpasang di kedua
telinga gadis ini.
Bel terdengar begitu indah
menandakan saatnya seluruh siswa siswi kembali ke rumah masing – masing.
“Sampai di sini dulu pelajaran kita anak – anak, nanti lain waktu kita lanjut”
kata guru dengan postur tubuh yang sangat ideal “Iya bu” kata anak – anak,
setelah guru keluar dari kelas bersamaan pula siswa siswi berhamburan keluar
kelas, seperti biasa Angel memasang hetsed ke kedua telinga mungilnya itu,
dengan asiknya Angel mendengarkan lagu tanpa dia sadari dia menabrak seorang
cowo yang juga sedang asik membaca buku “Maaf saya tidak sengaja” kata Angel
sambil melepaskan kedua hetsed dari telinganya “Tidak papa, bukan kamu yang
salah tapi aku yang salah” kata cowo itu sambil mengambil buku yang jatuh di
lantai “Rangga” kata Angel ketika mengetahui bahwa orang yang dia tabrak adalah
murid baru di kelasnya, siapa lagi kalau bukan Rangga “Kamu yang duduk di
samping kanan aku kan” kata Rangga untuk menyakinkan “Iya, kenalin aku Angel”
kata Angel memperkenalkan dirinya “Iya, aku Rangga, senang berkenalan denganmu”
kata Rangga sambil tersenyum kepada Angel “Maaf tadi aku tidak sengaja” kata
Angel kembali meminta maaf “Tidak papa, oh iya aku duluan ya” kata Rangga
terburu – buru meninggalkan Angel, “Hei” kata Dinda mengagetkan Angel dari
belakang “Kamu bukan kaget aja” kata Angel sambil memegang dadanya “Maaf” kata
Dinda sambil tersenyum “Iya” kata Angel kembali memasang hetsed di kedua
telinganya “Itu tadi siapa, sepeti aku kenal” kata Dinda penasaran “Oh itu tadi
Rangga, anak baru di kelas kita” kata Angel “Ohh, dia ganteng juga ya” kata
Dinda senyum – senyum tidak jelas “Iihh... siapa yang bilang dia ganteng” kata
Angel sambil mengerutkan dahinya “Aku tadi yang bilang” kata Dinda sambil
menunjuk dirinya “Dia ganteng dari mana ?” kata Angel sambil memperlihatkan
wajah bingungnya “Aduh Angel, masa sih kamu tidak lihat kegantengan dia” kata
Dinda “Enggak” kata Angel dengan singkat “iihh... awas ya kalau kamu sampai
naksir dengan dia” kata Dinda geram “I up to you” kata Angel sambil berlalu
dari hadapan Dinda, “Iiihh... Angel kebiasaan ninggalin aku” kata Dinda
berjalan mendekati Angel. Cuaca saat ini tak seperti biasanya, hujan memenuhi
perjalanan Angel pulang ke rumah, dengan malasnya selama perjalanan pulang
Angel hanya dengan asik mendengarkan lagu lewat hetsed, bersamaan dengan sampainya
Angel di rumah begitu pula dengan sampainya kedua orang tuanya, “Angel sayang,
baru pulang ya nak” kata Mama sambil membelai rambut anak gadisnya “Aku kira
mama sudah lupa kalau mama punya anak di rumah” kata Angel dengan cuek “Masa
mama lupa dengan kamu nak” kata Mama “Soalnya mama hanya memperhatikan kerjaan
mama dan sudah lupa dengan Angel, ma” kata Angel berlari masuk rumah dan menuju
kamarnya “Sayang, dengarkan penjelasan mama” kata Mama yang tak di respon oleh
anak gadisnya “Sabar ma” kata Papa menenangkan istrinya. “Aku benci mama, aku
benci papa, aku benci semua” kata Angel melempar bonekanya ke foto yang
terpanpang di dinding kamarnya dan menyebabkan foto tersebut jatuh dan pecahan
belingnya berhamburan dimana – mana, “Mama lebih milih kerjaan daripada aku,
begitu pula dengan papa” kata Angel memukul – mukul bantal yang ada di
hadapannya, Tiba – tiba HP milik Angel bergetar menandakan ada pesan masuk dan
itu dari Dinda yang berisi ingin mengajak Angel menikmati indahnya taman kota
di sore hari.
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30
dan Angel baru siap – siap untuk berangkat menuju taman kota, kali ini dia tak
ingin menunggu lama maka sebabnya dia datang agak telat. Ketika menuruni anak
tangga Angel melihat mamanya keluar dari kamarnya, tanpa Angel perdulikan gadis
ini tetap saja berjalan tanpa memperhatikan mamanya “Sayang, kamau mau kemana
rapi banget ?” kata mama ketika melihat ank gadisnya hendak membuka pintu luar
“Aku kira mam tidak perduli dengan aku” kata Angel cuek “Mama perduli sama kamu
sayang” kata Mama memegang tangan anaknya “Siapa bilang mama peduli sama aku,
kalau mama peduli pasti mama luangkan waktu mama untuk aku dan tinggalkan
pekerjaan tapi apa ma, mama lebih mentingi pekerjaan daripada anak mama sendiri
yang selalu menunggu mama untuk kembali berkumpul kayak dulu ma” kata Angel
dengan tegas “Tapi mama bekerja untuk kamu sayang” kata Mama yang setia
memegang tangan anaknya “Aku capek dengar kata – kata mama yang selalu bilang
mama bekerja untuk aku” kata Angel sambil menepis tangan mamanya dan berlalu
dari hadapan mamanya, “Pak, kita pergi ke tempat biasa” kata Angel sambil
membuka pintu mobil dan berangkat menuju taman kota, selama perjalanan Angel
hanya menatap di luar jendela dengan penuh kesal kepada mamanya yang lebih mentingi
pekerjaannya. “Non, sudah sampai” kata Pak supir yang mengantar Angel, Angel
terkaget dari lamungannya ketika mendengar suara tersebut, “Oh iya pak, makasih
pak” kata Angel beranjak keluar mobil, Angel berharap dia tak lama menunggu
karena dia malas haru menunggu sendiri di taman kota dan ternyata tebakannya
salah, Dinda sudah duduk dengan santai di bangku dimana mereka sering menikmati
indahnya sore hari di taman kota, “Maaf aku telat” kata Angel langsung duduk di
sebelah Dinda “Barusan banget kamu telat” kata Dinda mencoba menggoda dan
menghilangkan mood Angel yang terlihat dari wajahnya “Aku malas bercanda Din”
kata Angel cuek “Oh iya, sepertinya tidak dech” kata Dinda mencoba menggoda
“Dinda, aku malas bercanda” kata Angel kesal “Kalau malas ya rajinin aja, kok
susah banget” kata Dinda “Ahh... aku malas Din” kata Angel beranjak dari bangku
yang mereka duduki “Ets... jangan pergi donk” kata Dinda menarik tangan Angel
“Kalau punya masalah cerita, jangan di pendam” kata Dinda mencoba membujuk
sahabatnya, Angel tak merespon dia menepis dengan lembut tangan Dinda dan pergi
meninggalkan Dinda sendiri di bangku taman “Tuh... kebiasaan ninggalin
sahabatnya” kata Dinda kesal. Angel berjalan meninggalkan taman kota tanpa
mengetahui kearah mana dia harus pergi, gadis ini hanya mengikuti langkah
kakinya kemana akan dia di bawa. Kali ini gadis yang satu ini menabrak lagi
seorang cowo, “Angel” kata Rangga kaget “Rangga, kok kamu ada di sini ?” kata
Angel heran “Aku lagi jalan – jalan sore, ingin coba nikmati sore hari di
jakarta” kata Rangga menjelaskan “Oh” kata Angel singkat “Kalau kamu sendiri
ngapain di sini” kata Rangga kembali bertanya “Aku pusing mau kemana” kata
Angel bingung “Kamu kenapa ? Ada masalah ? kalau ada kamu boleh cerita, aku
siap dengerin” kata Rangga mencoba menawarkan “Tidak usah” kata Angel berlalu
dari hadapan Rangga “Kamu jangan begitu” kata Rangga mencoba mencegah Angel,
Angel menatap tangan yang menggenggam tangannya saat ini sedangkan Rangga
menatap Angel dalam – dalam, saat ini tatapan mereka bertemu dalam satu titik,
mereka sedang mencari – cari arti apa yang sedang mereka rasakan, sedangkan
Dinda sedang mecari – cari di mana perginya Angel dan ketika di melihat di
depan sebuah cafe terdapat dua orang yang berlawanan jenis sedang bermesraan
dan kemungkinan Dinda mengenali mereka, Dinda mencoba lebih dekat untuk melihat
siapa dua orang yang berada di sebrang dan ternyata Angel bersama dengan
Rangga, entah perasaan apa yang saat ini Dinda rasakan ketika melihat keduanya
berpegangan tangan, seorang sahabat mendekati cowo yang mulai Dinda jatuh cinta
padanya tapi bagi Dinda itu tak salah tapi itu salah ketika Dinda mengingat
dimana Angel mengakui bahwa Rangga tak ganteng dan dia sendiri mengatakan bahwa
dia tak akan pernah jatuh cinta pada Rangga tapi kenyataan berbeda, Angel
mengingkari perkataanya sendiri, itu yang membuat Dinda terasa sakit tapi Dinda
sadar bahwa pasti ada alasan mengapa kejadian ini terjadi, Dinda pun bertekad
hendak menghampiri mereka berdua “Hmm” kata Dinda mengagetkan mereka berdua
“Maaf” kata Rangga melepaskan genggamannya dari tangan Angel “Iya, tidak papa”
kata Angel tertunduk “Aku cari kamu kemana – mana ternyata kamu ada di sini
Angel” kata Dinda “Hmm... Aku duluan ya, soalnya sudah mau malam” kata Angel
tapi langkah Angel kembali terhenti akibat genggaman itu kembali “Biar aku
antar” kata Rangga mencoba menawarkan “Tidak usah” kata Angel menolak dengan
lembut, entah perasaan apa yang saat ini Dinda rasakan ketika melihat tangan
Rangga menggenggam tangan Angel, apa benar Dinda jatuh cinta pada pandang
pertama kepada Rangga “Maaf Rangga, aku harus pulang” kata Angel mengingatkan
“Biar aku antar” kata Rangga kembali mencoba menawarkan “Tidak usah aku sudah
di jemput” kata Angel menepis lembut tangan Rangga dan meninggalkan mereka
berdua, “Hmm... aku duluan ya Din” kata Rangga berlalu dari hadapan Dinda meski
belum di respon oleh Dinda “Mengapa sikapmu berbeda antara kau perlakukan aku
dan Angel ?” kata Dinda bertanya – tanya pada dirinya dan tanda di ketahui
tetesan air sudah membasahi pipi manis Dinda. Selama perjalanan Rangga bertanya
– tanya pada dirinya “Apa maksud dari semua yang aku rasakan pada Angel ?”
tanya Rangga pada dirinya “Apa benar aku jatuh cinta padanya ?” kata Rangga
tampak bingung “Tapi memang Angel cantik, imut, baik, cuek” kata Rangga menilai
Angel “Semua sikap Angel hampir sepenuhnya sikap cewe yang aku harapkan” Kata
Rangga tampak senyum – senyum sendiri, di sisi lain Angel pun sama dengan
Rangga sedang bertanya – tanya pada dirinya “Tadi apa yang aku rasakan ?” kata
Angel “Apa itu cinta ?” kata Angel penuh tanda tanya sampai gadis ini tak
menyadari bahwa dia sudah memasuki halaman rumahnya “Non sudah sampai” kata Pak
supir “Oh iya pak” kata Angel membuka pintu mobil dengan nada lemas, Angel
memasuki rumah dengan langkah yang begitu lemah dan lemas, gadis ini menaiki
tangga dengan lemas tanpa gairah. Angel memasuki kamar dan mehempaskan dirinya
di atas kasur dan memasuki alam bawah sadarnya. Sedangkan gadis yang satu ini
lebih memilih menikmati angin malam di teras kamarnya dan juga bertanya pada
dirinya yang entah akan terjawab atau tidak, “Apa tadi aku cemburu pada Angel
?” kata Dinda bingung “Tapi Angel sahabatku” kata Dinda dan masih banyak
pertanyaan yang di tanyakan Dinda yang entah akan terjawab dan jika ternjawab
akan di jawab oleh siapa, “Kamu belum tidur Din” kata seorang perempuan yang
lebih tua di atas Dinda “Belum Bun” kata Dinda yang memanggil perempuan itu
dengan sebutan bunda, Dinda hidup dengan Bundanya dan Ayahnya sudah meninggal
ketika Dinda duduk di bangkus SD kelas 4 ketika kecelakaan pesawat, dan
sekarang Dinda hanya memiliki seorang Bunda yang selalu ada untuk Dinda, meski
sesibuk apapun dia, perempuan ini selalu mengingat anaknya dan memberi waktu
untuk berkumpul dengannya karena sisa Dindalah satu – satunya putri yang dia
miliki. “Kamu kenapa belum tidur sayang, kan udah malam” kata Bunda memeluk
anaknya dari belakang “Aku masih bingung Bun” kata Dinda penuh kejujuran
“Bingung karena apa sayang ?” kata Bunda bingung dengan putrinya, Dinda
tersadar bahwa dia sudah keceplosan kepada Bundanya “Bingung,,.,, bingung
karena banyak tugas Bun” kata Dinda berbohong kepada Bundanya “Beneran sayang ?
Bunda tidak sedang mendengar kebohongan gadis kecil bundakan ??” kata Bunda
menyakinkan kepada anaknya “Yakin Bun, masa aku bohong sama bunda” kata Dinda
mencoba menutupi kebohongannya tapi Bundanya tau bahwa gadis kecilnya sedang
berbohong meski Dinda menutupinya, “Kalau begitu kamu tidur aja sayang, biar
besok bangun pagi penuh dengan semangat” kata Bunda memberi saran kepada
putrinya, Bunda meninggalkan anaknya dan Dinda bersiap – siap untuk merebahkan
dirinya di atas kasur, seperti biasa sebelum Dinda terlelap pasti gadis ini
selalu memandang terlebih dahulu foto ayahnya yang sudah tak lagi bersamanya.
Suasana pagi yang tak seperti
biasanya, hawa dingin membuat para penduduk kota Jakarta bermalas – malasan
meski ini masih hari kerja terutama gadis yang satu ini, keadaanya seperti
kurang enak badan, tubuhnya menggigil, kepalanya pusing dan sekarang waktu
sudah menunjukkan pukul 06.30 dan 30 menit lagi bel sekolah berbunyi tapi gadis
ini masih belum beranjak dari tempat tidurnya, gadis ini masih setia dengan
selimut hangat yang menghangatkan tubuhnya yang menggigil, terdengar ketukan
pintu kamar Angel tapi tak ada yang membukakan, Bi Sum pun dengan berani
membuka untuk mengingatkan waktunya Angel sekolah karena tak biasa Angel telat,
“Non, udah pagi” kata Bi Sum ketika memasuki kamar gadis kecil ini yang cukup
berantakan, pecahan beling dimana – mana, buku – buku terhambur di lantai,
“Non....” kata Bi Sum menggerakkan tubuh Angel, Bi Sum membuka selimut yang di
kenakan Angel dan terlihat gadis ini sedang menggigil dan muka yang begitu
pucat, “Astaga non sakit” kata Bi Sum kaget dengan segera Bi Sum turun
menghubungi mama dan papa Angel, “Nyonya...” kata Bi Sum mengetuk pintu kamar
orang tua Angel dan beberapa lama pintu terbuka “Ada apa Bi ?” kata mamanya
Angel “anu nyonya, non Angel” kata Bi Sum terbata – bata “Angel kenapa Bi ?”
kata Mama yang terlihat khawatir “non Angel sakit nyonya, tubuhnya menggigil
dan mukanya terihat pucat”’ kata Bi Sum menjelaskan “Kalau begitu saya siap –
siap dulu Bi, saya akan membawa Angel ke dokter” kata Mama dan menutup kembali
pintu kamar, beberapa menit kedua orang tua Angel membawa Angel ke rumah sakit.
Bel sekolah sudah berbunyi tapi gadis yang menempati bangku di samping kirinya
belum datang membuat dirinya khawatir “Ada apa dengan Angel, tak biasanya dia
telat” kata Dinda yang terlihat kebingungan ketika mendapati bangku di
sampingnya belum datang, terdengar langkah seorang guru berkacamata memasuki
kelas menandakan mata pelajaran akan di mulai tapi Angel belum datang membuat
Dinda khawatir sentengah keliling.
Keadaan Angel belum membaik, dokter
masih memeriksa apa yang terjadi pada gadis ini sedangkan kedua orang tuanya
sedang menunggu di ruang tunggu, beberapa lama kemudian dokter keluar dari
kamar pasien Angel “Bagaimana keadaan anak saya dok ?” kata papa Angel “Apa
anda berdua orang tua dari Angel ?” kata Dokter berbalik bertanya “Iya dok,
kami orang tua Angel, bagaimana keadaan putri saya dok ?” kata mama Angel
mengulang pertanyaan dari papa Angel tadi “Lebih baik kita bicara di ruangan
saya” kata Dokter sambil berjalan menuju ruangannya dan di belakangnya sudah ada
orang tua Angel mengikutinya. “Begini pak dan bu, anak ada memiliki penyakit
yang mungkin cukup serius” kata Dokter ketika melihat kertas yang berisi hasil
tes darah Angel “Penyakit apa dok ?” kata mama Angel bertanya pada dokter
“Kanker Otak bu” kata Dokter dengan susah payah untuk mengabari bahwa Angel
mengidam penyakit Kanker Otak “Separah itu kah dok ?” kata Papa Angel “Iya pak,
kanker otak stadium terakhir” kata Dokter “Tidak mungkin putri saya mengidam
penyakit separah itu dok, dia kelihatan baik – baik saja di beberapa hari ini”
kata Mama Angel yang tak percaya dengan keadaan putrinya “Tapi hasil Lab
mengatakan bahwa Angel mengidam penyakit itu bu dan hasil Lab tak pernah salah”
kata Dokter menjelaskan, dengan pasrah kedua orang tua Angel keluar dari
ruangan dokter dan berjalan menuju kamar pasien Angel. Ketika sampai di ambang
pintu kamar Angel orang tuanya sempat berbincang sedikit “Angel tak boleh tau
kalau dia mengidam penyakit kanker otsk stadium akhir” kata Papa Angel, tiba –
tiba terdengan suara yang cukup terbata – bata dia ucapkan “Aku mengidam
penyaki kanker otak stadium akhir” kata Angel kaget dan itu juga membuat kedua
orang tuanya tersadar bahwa Angel mendengar percakapan mereka, dengan segera
mama dan papa Angel mendekati ranjang Angel “Tidak sayang, kamu baik – baik
saja” kata mama sambil menutupi kesedihannya “Iya sayang, kamu cuman kecapean”
kata Papa Angel sambil mengelus – elus rambut putri satu – satunya “Mama dan
papa tidak usah bohong, Angel harus tau kalau memang Angel mengidam penyakit
itu” kata Angel, sebenarnya Angel tau bahwa kedua orang tuanya berbohong tapi
kebohongan itu tak dapat di tutupi dari mata yang begitu sedih “Papa dan mama
tidak bohong sayang” kata Papa mencoba menyakinkan Angel “Angel akan benci papa
dan mama kalau papa dan mama berbohong dengan Angel” kata Angel “Papa dan mama
tidak bohong sayang” kata Papa tetap berusaha menyakinkan putrinya “Angel tau
mama dan papa bohong” kata Angel, bulir – bulir air yang berada di pelupuk mata
tak lagi dapat di tahan membuat air tersebut mengalir di pipi mama Angel, “Iya
sayang, kamu mengidam penyakit itu” kata Mama Angel sambil memeluk anaknya yang
terbaring “Aku sakit kanker otak” kata Angel yang tak tahan ingin ikut menangis
“Sabar ya sayang, papa dan mama janji akan mengobati kamu sampai sembuh” kata
Papa Angel mencoba menyemangatkan putrinya “Mama dan papa aku mau minta tolong,
hanya kita saja bertiga yang tau kalau aku mengidam penyakit serius ini” kata
Angel meminta kepada kedua orang tuanya “Iya sayang” kata Mama Angel sambil
mencium kening anaknya.
Sudah 3 hari Angel di rawat di rumah
sakit, selama 3 hari itu Angel harus melewati hari – harinya dengan kemo
terapi, obat – obatan dll dan hari ini di mana Angel di perbolehkan untuk
pulang ke rumah tapi meski di izinkan pulang Angel tetap harus melakukan kemo
terapi 3 kali seminggu dan jangan lupa meminum obat yang di berikan oleh
dokter. “Aduh Angel, rambut kamu berantakan sayang” kata Mama sambil mengambil
sisir dan menrapikan rambut putrinya, ketika hendak merapikan, rambut Angel
rontok begitu banyak “Ma, rambut aku rontok banyak banget” kata Angel sedih
“Sayang, sabar ya ini salah satu efek samping dari kemo terapi sayang” kata
Mama ikut sedih dan memeluk anaknya “Jadi nanti aku botak donk ma” kata Angel
“Nanti Angel pakai wig saja ya sayang” kata Mama mencoba menghibur putrinya “Ya
sudah kita rapikan barang terus kita pulang, kasihan papa sudah menunggu di
luar” kata Mama melepas pelukan dan kembali membereskan barang – barang. Selama
perjalanan Angel hanya menatap di luar kaca jendela mobil dan sesekali
menghelai rambutnya yang mulai berguguran sedikit demi sedikt, tiba – tiba HP
Angel berbunyi membuatnya terkaget dari lamungannya “Halo” kata orang yang
berada di sebrang sana “Iya, ada apa Din” kata Angel dan ternyata yang menelpon
adalah sahabatnya “Kamu baik – baik sajakan ?” kata Dinda yang belum tau
keadaan sahabatnya “Maaf ya, selama 3 hari ini aku di rawat di rumah sakit tapi
aku baik – baik saja kok dan sekarang aku sudah pulang” kata Angel mencoba
menjelaskan “OK, kalau begitu aku jenguk kamu di rumah saja ya” kata Dinda
“Iya” kata Angel singkat “Ya sudah aku siap – siap dulu ya” kata Dinda, belum
sempat Angel menjawabnya sambungan telpon telah terputus. Angel sampai di rumah
dengan di sambut senang oleh Bi Sum “Selamat datang non” kata Bi Sum dengan
senang “Iya Bi” kata Angel memeluk Bi Sum “Ya sudah kamu ke kamar ya sayang,
istirahat yang banyak” kata Mama “Iya ma” kata Angel mulai menaiki anaik tangga
dengan di bantu oleh Bi Sum, sesampai di depan pintu kamar Angel membuka pintu
dengan perlahan dan di lihatnya kamar yang begitu rapi dan bersih “Wah, rapi
banget” kata Angel kagum “Iya non, pas Bi Sum tau non akan pulang hari ini jadi
Bi Sum bersihkan kamar non” kata Bi Sum menjelaskan “Makasih ya Bi” kata Angel
kembali memeluk Bi Sum, ketika Bi Sum membelai rambut Angel terlihat rambut
Angel berguguran “Non” kata Bi Sum kaget
“Iya, ada apa Bi ?” kata Angel melepaskan pelukannya “Rambut non rontak
ya” kata Bi Sum bingung “hmmm....” kata
Angel bingung mau berkata apa “Non jawab donk” kata Bi Sum penasaran “Iya Bi,
mungkin aku salah pakai sampo jadi rontok, oh iya aku masuk kamar dulu ya Bi,
aku mau istirahat” kata Angel memasuki kamarnya dan menutup kembali kamarnya.
Tedengar klakson mobil dari bawah
dengan segera Angel mengintip dari jendela kamarnya, terlihat dua orang yang
berlawanan jenis turun dari mobil dan Angel seperti mengenal kedua orang yang
hendak memasuki halaman rumah tapi Angel tak peduli, gadis ini hanya langsung
kembali berbaring di atas kasur yang begitu nyaman untuk di tempati
beristirahat. Terdengar ketukan pintu utama dengan tergesa – gesa Bi Sum
membuka pintu dan terlihat dua orang yang berlawanan jenis berada di balik
pintu tersebut “Non Dinda” kata Bi Sum ketika mengenali Dinda dan entah siapa
yang berada di sampingnya “Bi, Angel ada ?” kata Dinda bertanya keberadaan
sahabatnya “Ada non, silahkan masuk non” kata Bi Sum mempersilahkan masuk dan
duduk di sofa untuk menunggu, “Non Angel” kata Bi Sum mengetuk pintu kamar
Angel “Ada apa Bi” kata Angel berteriak dari dalam kamarnya “Ada non Dinda
menunggu di bawah non” kata Bi Sum memberi tahukan “Oh iya suruh tunggu
sebentar Bi” kata Angel beranjak dari tempat tidurnya. Bi Sum turun ke lantai
bawah “Non Dinda, kata Non Angel tunggu sebentar” kata Bi Sum “Iya Bi” kata
Dinda “Kalau begitu Bibi ke dapur dulu buatin minum” kata Bi Sum berpamit untuk
ke dapur, tidak lama terdengar langkah yang berasal dari tangga rumah dan
terlihat gadis memakai baju kaos berwarna merah muda dengan di lengkapi celana
pendek jeans dan juga penutup kepala yang menutupi rambutnya “Hy Angel” kata
Dinda beranjak dari tempat duduknya ketika melihat Angel sampai di lantai bawah
dan langsung memeluk sahabatnya “Kamu kenapa Din ?” kata Angel terheran melihat
tingkah sahabatnya “Aku kangen sama kamu” kata Dinda “Ya sudah kan sekarang aku
udah berdiri di hadapan kamu” kata Angel melepaskan pelukannya “Iya” kata Dinda
kembali duduk di samping Angel “Hy Angel” kata cowo yang menemani Dinda dari
tadi dan ternyat itu Rangga “Hy juga Rangga” kata Angel membalas sapaan Rangga,
mereka bertiga bercanda dan mengobrol dengan asiek di ruang tamu, “Angel,
toilet di mana ?” kata Rangga “Ada di belakang, kamu terus aja ke dapur terus
nanti belok kiri” kata Angel menjelaskan “Kalau begitu aku ke toilet dulu ya”
kata Rangga beranjak dari tempat duduknya. Selesai Rangga keluar dari kamar
kecil dengan tidak sengaja dia mendengar pembicaraan antara mama Angel dan Bi
Sum, “Iya Bi, Angel mengidam penyakit kanker otak” kata Mama Angel dengan penuh
air mata, ketika Rangga mendengar itu dia sangat kaget dan tak menyangka bahwa
Angel mengidam penyakit kanker, tanpa sengaja Rangga menyengol guci kecil yang
berada di sampingnya, “Kamu siapa ?” tanya Mama Angel ketika melihat Rangga
“Saya Rangga tante, teman sekolahnya Angel” kata Rangga menjelaskan “Iya,
nyonya dia teman dari non Angel” kata Bi Sum “Kamu mendengar apa yang saya
bicarakan dengan Bi Sum” tanya Mama Angel “Maaf tante, saya tidak sengaja
mendengar” kata Rangga tertunduk “Tidak papa nak” kata Mama Angel kembali mengeluarkan
tangisan kecil “Tante, Angel sakit kanker otak” kata Rangga penasaran “Iya nak,
sudah stadium akhir dan tolong jangan sampai Dinda tau karena Angel tidak mau
membuat sahabatnya cemas” kata Mama Angel menjelaskan “Ya Tuhan, separah itu
tante” kata Rangga terkaget “Iya nak Rangga” kata Mama Angel “Maaf tante, saya
juga minta tolong jangan beri tahu Angel kalau saya sudah mengetahui bahwa dia
mengidam penyaki kanker otak” kata Rangga meminta tolong “Baik nak” kata Mama
Angel “Kalau begitu saya keluar dulu tante” kata Rangga meninggalkan Mama Angel
dan Bi Sum, entah mengapa Rangga sangat terpukul ketika mengetahui Angel
mengidam penyakit yang serius, “Lama amet dari toiletnya” kata Dinda kesal
“Maaf” kata Rangga “Ya sudah kita pulang yuk” kata Dinda mengajak Rangga untuk
pulang “Pulang ???” kata Rangga bingung “Iya, pulang... ini tuh sudah sore tau”
kata Dnda “Iya” kata Rangga “Ya sudah, Angel kita pulang dulu ya” kata Dinda
berpamit kepada Angel “Iya” kata Angel “Angel, kamu sehat – sehat ya” kata
Rangga “Iya, kamu liat, aku sehat – sehat aja” kata Angel tersenyum, Angel
mengantar mereka berdua sampai depan pintu gerbang. Tak lama setelah Dinda dana Rangga pulang, HP
Angel bergetar tanda ada pesan masuk dan pesan tersebut dari Rangga, pesan
tersebut berisi “Aku pengen ajak kamu jalan – jalan, aku jempu kamu jam 08.00
malam,,,,” itu pesan dari Rangga.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00
dan Angel sudah mulai bersiap – siap dan memilih – milih baju yang pas untuk
gadis ini kenakan di tubunya yang langsing, Gadis ini memilih baju kaos
berwarna biru muda dengan celana jeans dan penutup kepala berwarna biru. Waktu
sudah menunjukkan pukul 19.30, Angel turun dari kamarnya dan berpamitan kepada
kedua orang tuanya, “Mau kemana sayang ?” kata Mama bertanya ke anak gadisnya “Mau
pergi jalan dengan Rangga, ma” kata Angel tersenyum “Rangga ??? nama cowo” kata
Papa Angel “Iyalah pa, kan Rangga cowo” kata Angel “Jangan – jangan bukan teman” kata Papa
menggoda putrinya “Iiihh,,, Papa, bukan pa” kata Angel “Ya ya...” kata Papa “Ya
sudah Angel pergi dulu ya” kata Angel berpamitan kepada kedua orang tuanya,
tepat di depan gerbang rumah Angel terlihat mobil honda jazz berwarna merah dan
terlihat cowo yang bersandar di mobil tersebut sedang memainkan HandPhonenya,
laki – laki ini terlihat ganteng memakai baju kaos berwarna putih dengan jaket
hitam dan celana jeans berwana hitam, ketika cowo tersebut melihat Angel dengan
anggun berdiri di depan pintu rumah dengan segera cowo ini menjemput Angel
dengan ramah “Ayo kita berangkat sekarang” kata Rangga “Iya” kata Angel singkat
dan tak lupa dengan senyumnya. Sesampai di dekat mobil, Rangga membukakan pintu
untuk gadis ini, selama perjalanan terjadi perbincangan antara Rangga dan Angel
dan kadang timbul canda sesekali, “Kamu kenapa pakai menutup kepala ?” kata
Rangga “hmmm,,,, aku” kata Angel bingung ingin berkata apa, “Sebenarnya aku tau
kenapa kamu pakai penutup kepala, pasti karena efek dari kemo terapi jadi
menyebabkan rambut kamu rontok” kata Rangga dalam hatinya “Kenapa Angel ?” kata
Rangga mengulang pertanyaannya yang belum sempat terjawab “Karena lagi pengen
aja kok” kata Angel berbohong. Tak lama mereka sampai di sebuah taman yang
belum pernah Angel kunjungi, setiap sudut taman di lengkapi dengan lampu yang
begitu indah dan ada beberapa bangku yang dapat di duduki oleh orang – orang yang
berkunjung ke taman ini. “Wah,,, tamannya indah banget, aku baru ke sini” kata
Angel terkagum “Aku tau tempat ini dari teman aku dan aku pengen ke sini tapi
tidak tau mau ngajak siapa, jadi ngajak kamu saja” kata Rangga tersenyum, “Kamu
bisa ajak Dinda” kata Angel “Aku malas ajak Dinda, mendingan ngajak kamu, ya
sudah kita duduk di situ yuk” kata Rangga menawarkan “Yuk” kata Angel, “Aku
pengen bahagiain kamu Angel, sebelum semuanya terlambat, aku akan membuat hari –
hari yang terpenting dalam hidupmu” kata Rangga dalam hati, “Jangan melamun”
kata Angel mengagetkan Rangga, “Iya ya ya” kata Rangga. Malam ini Rangga akan
membuat Angel bahagia sebelum semuanya terlambat. Waktu sudah menunjukkan pukul
22.00 WIB, “Kita pulang yuk” kata Angel “Yuk” kata Rangga, di perjalanan pulang
Angel terlihat sangat capek, Sesampai di depan pintu gerbang rumah Angel, “Aku
masuk dulu ya” kata Angel tersenyum “Iya, istirahat yang cukup ya cantik” kata
Rangga, Angel hanya tersenyum ketika hendak membuka pintu gerbang, Angel mimisan
dan langsung jatuh pingsan dengan segera Rangga mengendong Angel ke dalam rumah
dan tidak lama Angel di bawa ke rumah sakit. “Maaf kan sama om, tante” kata
Rangga meminta maaf “Kamu tidak usah meminta maaf, malah kami mau berterima
kasih sudah membuat Angel cukup bahagia malam ini meski akhirnya begini” kata
Papa Angel, tak lama dokter keluar dari ruangan Angel “Kanker yang berada di
dalam tubuh Angel sudah menyebar” kata Dokter menjelaskan “Lalu kita harus apa
dok ?” kata Papa Angel khawatir kepada putrinya “Kami akan melakukan dengan
maksimal dan kami juga mohon doanya pak, bu” kata Dokter meninggalkan mereka, “Om,
bagaimana keadaan Angel ?” kata Rangga “Kankernya sudah menyebar ke seluruh
organ Angel dan sekarang kita hanya dapat berdoa nak” kata Papa Angel
menjelaskan, ketike mangetahui itu entah mengapa Rangga merasakan sakit dan
entah mau berbuat apa. “Nak,,,, sudah
jam 11, kamu tidak pulang” kata Mama Angel membangunkan Rangga yang sempat
tertidur di ruang tunggu “Aku tungguin Angel saja tante” kata Rangga “Lebih
baik kamu pulang dan besok kamu kembali ke sini dan jangan lupa kamu beri tahu
keadaan Angel ke Dinda” kata Mama Angel “Ya sudah, saya pulang dulu tante” kata
Rangge berpamitan.
Keadan Angel belum membaik dan hari
ini Rangga bersama Dinda datang menjeguk Angel, “Angel, kenapa kamu gak bilang
sama aku kalau kamu mengidam penyakit kanker otak” kata Dinda menangis di
samping ranjang Angel “Sudah nak Dinda, doakan saja Angel baik – baik saja”
kata Mama Angel mencoba menghibur Dinda, tiba – tiba alat jantung berbunyi dan
menggambarkan garis lurus menandakan tak ada lagi denyut jantung dengan segera
Rangga memanggil dokter dan semua panik dengan keadaan Angel, Dokterpun
memeriksa keadaan Angel dan semua menunggu di ruang tunggu dengan perasaan tak
karuan, tak lama dokter yang menangani Angel keluar “Kita harus melakukan
operasi” kata Dokter kepada kedua orang tua Angel “Lakukan saja dok, lakukan
apa yang harus dokter lakukan dan urusan biaya itu gampang” kata Papa Angel “Baiklah
pak” kata Dokter. Angel pun di bawa ke ruang operasi, lampu tanda operasi
sedang berjalanpun menyala, semua yang sedang menunggu Angel, berdoa agar
operasinya berjalan dengan lancar, beberapa menit kemudian lampu itupun mati
menandakan operasi telah selesai, dokter keluar dari ruang operasi dan semua
berdiri mendekati dokter untuk mengetahui keadaan Angel, “Maaf, Angel sudah
tidak dapat di selamatkan lagi” kata dokter menunduk “Tidak mungkin, itu tidak
mungkin dok, pasti anak saya bisa di selamatkan dok” kata Mama Angel tak
percaya, Dinda jatuh terpuruk ketika mendengarkan bahwa sahabatnya telah
meninggalkan dia begitupun dengan Rangga, “Saya menemukan buku ini di bawah
bantal Angel” kata dokter memperlihatkan buku berwarna merah itu, dengan segera
Rangga mengambil buku tersebut dan membaca isi lembar demi lembar dan salah
satu dari ini lembaran tersebut :
Dear Diary....
Tuhan, aku hanya punya satu permintaan dan permintaan
ini tak sulit untukmu tuhan...
Aku hanya pengen lepas dari penyakit ini dan berharap
bisa bebas dari obat yang setiap kali aku minum, kemo terapi yang selalu
membuat rambutku rontok.....
Aku hanya pengen bebas dari semua penderitaan ini
terutama dari penyakit ini tuhan...
Angel
|